Dinkes Tanah Datar: Tekan Kasus Stunting Melalui Kolaborasi Antar OPD

Batusangkar - Kepala Dinas Kesehatan Tanah Datar Yesrita yang juga Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), mengatakan kasus stunting di Kabupaten Tanah Datar bisa diturunkan apabila adanya kerja sama dan kolaborasi antara sesama Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Saat ini di Kabupaten Tanah Datar memiliki angka stunting di angka 21, 5 persen, dan harus diturunkan menjadi 14 persen pada 2024 sebagaimana yang diperintahkan presiden.

"Pekerjaan kita cukup berat, kasus ini bisa diturunkan apabila ada kolaborasi dan kerjasama antar OPD terkait. Misal jika tempat tinggalnya tidak layak huni maka itu bisa dibantu oleh Perkim LH, jika tidak memiliki sanitasi ataupun air bersih itu kerjanya dinas PUPR, dan sebaliknya, mari kita berkolaborasi bersama," ujar Yesrita mewakili Ketua TPPS Tanah Datar Richi Aprian, saat Audit Kasus Stunting (AKS) Tanah Datar di aula Kantor Bupati, Jumat (23/12).

Yesrita menjelaskan, saat ini jumlah kasus balita Bawah Dua Tahun (Baduta) yang terkena stunting di Kabupaten Tanah Datar berjumlah 584 orang merupakan penimbangan Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) pada November. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan penimbangan EPPGBM sebelumnya yang dilakukan pada bulan Agustus dengan jumlah baduta stunting berjumlah 644.

Meskipin terjadi penurunan, namun dibeberpa Puskesmas ada kasunya yang meningkat dan menurun.

“Kalau kita lihat angkanya turun, tapi kalau per kecamatan ada yang turun ada yang naik. Untuk itu Camat agar meminta data stunting, ibu hamil, Baduta ataupun batita, ibu kurang energi kronis di Puskesmas wilayah masing-masing sehingga bisa kita gotong royongkan,” jelasnya.

Yesrita juga mengatakan didalam upaya penurunan stunting juga bisa bekerjasama dengan Badan Amil Zakat (BAZ) baik berupa bantuan makanan dalam pemenuhan gizi atau juga bisa menjadi bapak asuh.

Sebelumnya, Ketua Pelaksana yang juga Plt Kepala Dinas PMD PPKB Narti menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan audit kasus stunting yang digelar ketiga kalinya.

Kegiatan tersebut dilatar belakangi upaya Pemerintah Daerah dalam peningkatan SDM, yang mana tidak bisa pungkiri bahwa manusia merupakan akar dari keberhasilan suatau bangsa.

Ia berharap tujuan audit stunting dapat mengautentifikasi resiko terjadinya stunting kepada kelompok sasaran, mengetahui penyebap terjadinya resiko stunting pada kelompok penyebaraan sebagai upaya pencegahan agar perbaikan tatalaksana kasus yang serupa.

“Serta menganalitis terjadinya stunting pada baduta, balita, maupun ibu hamil sebagai upaya pencegahan penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serupa,” katanya.