Kekurangan Siswa, 18 SMPN di Batang Buka Pendaftaran Gelombang Kedua

Batang - Sebanyak 18 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Batang, Jawa Tengah, kekurangan siswa, termasuk SMP Negeri 2 Wonotunggal. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang mengizinkan pihak sekolah membuka pendaftaran siswa gelombang kedua secara offline.

“Kekurangan siswa yang terjadi di SMP Negeri 2 Wonotunggal memang karena jumlah siswa di sekitar untuk anak umur masuk SMP memang sedikit. Sumber siswa yang masuk ke SMP Negeri 2 Wonotunggal dari enam Sekolah Dasar (SD),” Kata Hastuti Ari Setyani, Guru Urusan Kurikulum SMP Negeri 2 Wonotunggal saat ditemui, Senin (13/7).

Dia mengatakan, jika kemarin dari 6 SD itu mendaftar kesini semua akan berjumlah 150 siswa tetapi tidak semua masuk, karena ada yang mondok dan ada yang daftar sekolah favorit di kota, karena mereka mempunyai prestasi jadi memilih yang favorit.

“SD yang biasa siswanya mendaftar semua di SMP Negeri 2 Wonotungggal di antaranya SD Kreyo, SD Siwatu 3, dan SD Penangkan,” jelasnya.

Dijelaskannya, SMP Negeri 2 Wonotunggal rencananya membuka 4 kelas dengan total siswa 128 siswa, tetapi pendaftaran PPDB Online kemarin baru masuk 87 siswa jadi tiga kelas saja dengan pembagian 7A 32 siswa, 7B 25 siswa, dan 7C 25 siswa. Pada gelombang kedua ini SMP Negeri 2 Wonotunggal masih membuka pendaftaran siswa secara offline dari 13-18 Juli 2020.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batang Sabar Mulyono menjelaskan terkait dengan sekolah-sekolah yang belum tercukupi daya tampung siswa memang dari Disdikbud Kabupaten Batang sesuai dengan peraturan Bupati Batang Wihaji sudah disusun dan masih diberikan kesempatan untuk membuka pendaftaran siswa gelombang kedua.

“Disdikbud Kabupaten Batang memberikan batasan sebelum dimulainya ajaran baru itu sudah diharapkan selesai pendaftaran siswa baru gelombang kedua,” katanya.

Dari pendaftaran online yang kemarin, kelemahannya karena orang tua banyak memilih ke sekolah yang lain contohnya ketika mereka terlempar pada pilihan sekolah pertama jadi disalurkan ke pilihan kedua itu secara sistem masuk disekolah kedua tetapi nyatanya mereka tidak masuk ke sekolah kedua akhirnya sekolah kedua kekurangan.

Sejumlah sekolah yang tidak memenuhi daya tampung antara lain SMPN 1 Reban, SMPN 2 Reban, SMPN 3 Reban, SMPN 1 Tersono, SMPN 2 Tersono dan SMPN 3 Tersono.

“Lalu, SMPN 2 Gringsing, SMPN 3 Gringsing, SMPN 4 Gringsing, SMPN 2 Subah, SMPN 3 Subah, SMPN 2 Bawang, SMPN 3 Bawang, SMPN 2 Blado, SMPN 3 Blado, SMPN 2 Wonotunggal, SMPN 3 Wonotunggal dan sejumlah SMPN berkategori Satu Atap (Satap),” ujarnya.