Pj Bupati OKU Ingatkan Warga Tidak Buka Lahan dengan Membakar

Baturaja - Penjabat Bupati Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Teddy Meilwansyah mengingatkan warga agar tidak membuka lahan pertanian dengan cara dibakar karena berpotensi menimbulkan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Apalagi pada April-Mei 2023 nanti diprediksi sudah memasuki musim kemarau," kata Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah di Baturaja, Selasa (28/2).

Menurut dia, pada periode tersebut BMKG memprediksi sudah memasuki musim kemarau panjang sehingga berisiko terjadi karhutla akibat pembakaran hutan.

Untuk itu peran serta masyarakat khususnya para petani sangat diharapkan dalam membantu pemerintah daerah (pemda) mengatasi bencana kabut asap akibat karhutla.

Pemkab OKU tidak memberi imbauan semata, namun memberikan solusi bagi petani yang hendak membuka lahan tanpa melakukan pembakaran.

Teddy menjelaskan pemerintah akan menyiapkan alat berat untuk membantu petani yang akan membuka lahan pertanian guna bercocok tanam.

"Dengan adanya alat berat ini petani tidak perlu lagi melakukan pembakaran untuk membuka lahan pertanian," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Amzar Kristopa melalui Manager Pusdalpos Gunalfi mengatakan, musim kemarau tahun ini diprediksi cukup ekstrem yang disebabkan indeks El Nino mengalami peningkatan.

Oleh sebab itu, pihaknya telah menerbitkan Surat Keputusan Bupati OKU tentang siaga darurat bencana kabut asap akibat pembakaran hutan secara liar oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggungjawab.

Selain itu, Pemkab OKU juga membentuk satgas tingkat kabupaten hingga desa agar peristiwa karhutla dapat ditanggulangi sedini mungkin.

Berdasarkan hasil pemetaan, kata dia, di OKU terdapat tujuh kecamatan yang dipetakan sebagai daerah rawan karhutla.

Tujuh kecamatan itu meliputi Kecamatan Ulu Ogan, Pengandonan, Muara Jaya, Semidang Aji, Lengkiti, Sosoh Buay Rayap, dan Kecamatan Lubuk Batang.

Daerah-daerah ini dipetakan rawan terjadi karhutla karena masih banyak lahan pertanian dan perkebunan milik masyarakat yang mudah terbakar saat musim kemarau panjang.