Hari Pertama Masuk di Batang, Sekolah Terapkan Pembelajaran Daring dan Luring

Batang - Kegiatan belajar mengajar (KBM) hari pertama di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, secara berangsur-angsur mulai dilaksanakan oleh pihak sekolah. Di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB), pihak sekolah di Batang menerapkan pola pembelajaran dalam jaringan (daring/online) dan luar jaringan (luring/offline).

“Di hari pertama masuk sekolah ini wali kelas mengondisikan kelas dan beberapa pengarahan tentang tata cara KBM di masa AKB dan menyusun struktur organisasi kelas,” kata Nanik Chotfrida, guru SMPN 3 Kabupaten Batang, Senin (20/7).

Menyikapi masa AKB, Nanik mengimbau agar anak didiknya membiasakan diri untuk selalu menerapkan protokol kesehatan saat mengikuti KBM secara luring atau tatap muka.

“Anak harus selalu menjaga kebersihan, jaga jarak aman, jangan lupa mencuci tangan setiap saat, memakai masker atau pelindung wajah,” tuturnya.

Ia bersyukur khusus di kelasnya ada orang tua murid yang sangat perhatian pada kesehatan para pelajar, dengan memberikan pelindung wajah secara cuma-cuma.

“Pelindung wajah ini hasil donasi dari salah satu orang tua murid sebanyak 32 buah. Pemberian pelindung wajah ini tentu membuat hati para guru tenang saat mengajar,” jelasnya.

Nanik mengingatkan bagi anak didiknya yang saat ini mendapat giliran mengikuti KBM secara online, harus menanamkan perasaan rumah rasa sekolah. Artinya meski di dalam rumah namun melakukan pembelajaran sesuai jadwal yang ditentukan.

“Walaupun mengikuti pembelajaran online persiapkan diri, mandi, shalat Subuh, siap seperti sekolah pada umumnya, hanya saja pakaiannya lebih santai karena semua dilakukan dari rumah,” terangnya.

Ia berharap, anak didiknya tetap memiliki semangat, tidak pernah berubah untuk meraih cita-cita cemerlang demi masa depan yang gemilang.

Sementara, salah satu siswa Fahra mengutarakan, rasa kebahagiaannya setelah tiga bulan tidak mengikuti KBM di kelas dan bertemu teman-teman.

“Saat ini kita sedang menghadapi pandemi COVID-19, jadi pembagian pola pembelajaran secara daring dan luring dirasa sangat tepat untuk mengurangi kerumunan. Kalau dulu sekelas berisi 32 anak, sekarang cuma 16 anak,” katanya.