Batang - Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, nantinya akan mempunyai luas 4.300 hektar. Dari luas tersebut, 430 hektar diharapkan Presiden Joko Widodo harus selesai dalam kurun waktu enam bulan.
Hal ini disampaikan Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Doddy Widodo saat melakukan kunjungan di KIT Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jumat (24/7).
Doddy mengatakan, KIT Batang menjadi perhatian kita dalam percepatan pembangunan dan pengelolaannya, yang diharapkan jadi magnet untuk menarik investor asing.
"Sekitar 108 hingga 2.027 hektar akan dibangun sampai tahun 2024, tidak hanya sebagai daya tarik tapi menjadi suplai di koridor utara antar Serang, Banten dan Banyuwangi, Jawa Timur,” jelasnya.
Dijelaskannya, dari segi infrastruktur KIT Batang memiliki kelebihan yang menjadi jawaban keluhan para investor.
"Keluhan investor utama yakni harga lahan yang bergejolak tinggi setelah ditetapkan menjadi kawasan industri tetapi pada KIT Batang harga lahan dan fasilitas yang lebih bersaing serta mampu bersaing dengan kawasan industri China," katanya.
Kementerian Perindustrian, ujarnya, sangat mendukung konsep KIT Batang yang nantinya terintegrasi dengan perumahan buruh, pendidikan, layanan kesehatan serta adanya rantai suplay antar pabrik.
Sementara itu, Bupati Batang Wihaji mengatakan, di Indonesia ada sekitar 118 kawasan industri dan KIT Batang menjadi yang ke-119.
Ia juga menganalogikan KIT Batang bagaikan bunga yang siap dihinggapi oleh lebah yang akan menghasilkan madu.
"Inilah analogi KIT Batang yang lagi kita persiapkan bunga-bunganya agar lebah pada datang yang akhirnya melahirkan madu," tandasnya.
Bupati berharap dukungan dari berbagai Kementerian dengan regulasinya untuk percepat kehadiran para investor, ketika ada investasi, dan ada tenaga kerja, ada perputaran uang maka berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
"Berdirinya KIT Batang semuanya harus bahagia, dari mulai masyarakatnya, Pemda, Pemerintah pusat dan pengusahanya dan kawasan indutri yang lainnya," ujar Wihaji.