Wali Kota Kediri Ikuti Peluncuran Gerakan 26 Juta Masker Secara Virtual

Kediri - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengikuti peluncuran gerakan 26 juta masker se-Provinsi Jawa Timur secara virtual yang juga diikuti oleh 38 kepala daerah beserta Ketua TP PKK kabupaten maupun kota di Jatim, Jumat (7/8).

Sebelum me-launching gerakan 26 juta masker se-Provinsi Jawa Timur, Menteri Dalam Negeri Tito karnavian menyampaikan terima kasih atas partisipasi pemerintah daerah di Jawa Timur.

“Memang acara ini di luar dugaan kami. Ini berawal dari awal Juli lalu saya menyampaikan kepada beberapa kepala daerah. Kita sudah tahu bakal mengalami gagap dengan covid-19 ini seperti apa menghadapinya, bagaimana penularannya, konsep yang tepat seperti apa, belum lagi dampak sosial ekonominya. Tapi perlahan kita bisa mencari format dan setelah itu perlu ada langkah pencegahan, menjaga agar tidak terjadi efek domino yang terlalu dalam terhadap ekonomi dan keuangan,” terangnya.

Menteri Dalam Negeri juga mengungkapkan, menurut sebuah penelitian memakai masker yang tepat dapat dilakukan sebagai upaya untuk menekan penyebaran COVID-19.

“Saya baca pada penelitian di Jerman, kalau semua masyarakat pakai masker kurva penderita COVID-19 bakal turun 50 persen. Nah, persoalannya bagaimana agar membuat orang pakai masker, ini tantangan tersendiri," ujar Tito.

Tito menjelaskan beberapa tantangan yang harus dilakukan diantaranya memastikan jumlah masker yang dibagikan, mengeksekusinya supaya dapat tersampaikan di masyarakat yang memerlukan, dan bagaimana untuk memberikan sosialisasi kepada tentang pentingnya bermasker.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Pusat Tri Tito Karnavian mengatakan, kegiatan ini adalah tindak lanjut perintah dari Presiden Joko Widodo bahwa TP-PKK harus ikut serta berperan membagikan masker secara door to door (rumah ke rumah).

“Kebetulan perintah tersebut kita dimudahkan dengan adanya gerakan sejuta masker tiap-tiap daerah yang dicanangkan oleh Bapak Mendagri sehingga TP-PKK sangat mudah sekarang. Hanya menyediakan tenaga, pikiran dan juga waktunya untuk melakukan gerakan pembagian masker door to door ini. Namun tentunya kita tetap memperhatikan protokol kesehatan,” ujarnya.

Tri Tito Karnavian menambahkan, PKK merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang sangat berpengalaman dalam bidang sosial, bahkan PBB pun sudah memberikan penghargaan. “PKK usianya 48 tahun, tapi sebenarnya sudah dicanangkan sejak 63 tahun yang lalu. Sehingga LSM PKK ini sudah sangat pengalaman dalam bergerak di bidang sosial khususnya sampai ke pedesaan. Karena itu PBB sendiri sudah memberikan penghargaan kepada organisasi Tim Penggerak PKK ini dimana diakui sebagai LSM yang terbesar di dunia yang mempunyai jaringan sampai ke desa-desa. Oleh karena itu kami sangat mengapresiasi Bapak Presiden dan pemerintah daerah yang mau bekerjasama dengan PKK khususnya pada saat pandemi ini untuk membagikan masker dari pintu ke pintu. Kami harap Tim Penggerak PKK nanti mengikutsertakan komunitas ataupun potensi-potensi di daerahnya yang bisa membantu pembagian masker ini,” pungkasnya.

Sebagai tuan rumah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa tercatat sampai dengan kemarin ada 26 juta masker yang siap untuk dibagikan untuk seluruh elemen baik warga Jawa Timur maupun yang sedang berkunjung ke Jawa Timur. Adapun rinciannya dari kabupaten Malang menyiapkan 2 juta masker, Kota Malang 1,5 juta masker.

“Kami bikin grup bupati wali kota. Sya kemudian tanya masing-masing bisa menyiapkan rata-rata khusus untuk program ini adalah 500 ribu. Kemudian Pemprov 4,5 juta jadi total menjadi 26 juta masker yang kita akan siapkan setelah nanti diluncurkan oleh Pak Menteri siang hari ini. Yang ada disini harus sehat. Kita lindungi diri kita dengan menggunakan masker. Orang-orang yang bersama kita juga harus terlindungi dengan menggunakan masker. Kita tidak boleh menularkan dan kita juga jangan sampai tertular,” ungkapnya.

Khofifah juga menyampaikan perkembangan terbaru COVID-19 per pukul 16.00 WIB dimana pasien yang sembuh di Jawa Timur sudah mencapai 16.732 orang, dan sampai hari ini tingkat kesembuhan di Provinsi Jawa Timur mencapai 69,38 % dibanding nasional yang mencapai 63,7%. Ini artinya tingkat kesembuhan di Jawa Timur ini sudah 5,6% di atas rata-rata nasional.

"Ini adalah hasil kerja keras, serius, profesional dengan dedikasi yang luar biasa dari para dokter, tenaga medis, relawan-relawan dalam koordinasi dengan 127 rumah sakit rujukan di Jawa Timur. Kami ingin menyampaikan, dibanding Jawa Barat maupun Jawa Tengah yang memang kasusnya tidak sebanyak seperti di Jawa Timur.

Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan sangat mengapresiasi gerakan Indonesia bermasker dan Jatim bermasker. Pemerintah Kota Kediri sejak awal terus menggelorakan atau mengedukasi masyarakat yaitu pentingnya bermasker di era pandemi COVID-19 ini dan menjaga jarak.

“Kami tentu akan terus bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat khususnya PKK, TNI, Polri untuk terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya dan mesti wajib menggunakan masker di Kota Kediri serta menjaga jarak yang aman, sehingga nanti dalam waktu dekat dan ini sudah dilakukan oleh PKK yaitu mengadakan gerakan pembagian masker di dasa wisma yaitu ke rumah-rumah. Selain itu juga kami dengan seluruh jajaran di Pemerintah Kota maupun TNI Polri juga sudah terbiasa membagikan masker khususnya di tempat-tempat keramaian seperti di pasar, lalu di mall, jalan juga kita lakukan. Mudah-mudahan gerakan ini juga akan memperkecil risiko penularan dan penyebaran virus covid-19 ini,” jelasnya.

Terkait arahan dari Presiden Joko Widodo untuk menggandeng PKK dalam gerakan ini, Wali Kota Kediri menuturkan bahwa peran PKK memang sangat penting karena PKK memiliki kader di setiap rumah.

“Di Kota Kediri nanti kita akan menggerakkan juga, memberdayakan, pembuatan maskernya pun juga di kader-kader PKK yang ada di rumah-rumah itu nanti kita akan gerakkan jadi kerjasama dengan pemerintah daerah,” tutunya.

Dirinya menambahkan, sebelumnya Kota Kediri juga sudah melakukan gerakan pembagian masker pada pertengahan bulan Maret dengan melibatkan para pengrajin tenun dan penjahit lokal.

“Pertengahan Maret kita membuat pernyataan bahwa ini ada pandemi atas dasar pemerintah pusat. Lalu kita berinisiatif untuk membuat masker yang dapat digunakan ulang sehingga kami menggandeng pengrajin tenun,” tandasnya.