Komoditi Jahe Potensial Dikembangkan di Aceh Tengah

Takengon – Selain memiliki potensi untuk pengembangan tanaman kopi arabika dan berbagai jenis komoditi hortikultura, wilayah Kabupaten Aceh Tengah ternyata juga potensial untuk pengembangan tanaman rempah jahe.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar saat mengunjungi beberapa lokasi budidaya tanaman jahe emprit di Kecamatan Linge, Jumat (7/8).

Didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tengah Nasrun Liwanza dan sejumlah kepala SKPK, Bupati Shabela mengunjungi petani jahe di Kampung Gemboyah, Kecamatan Linge. Di kampung ini masih cukup tersedia lahan marginal yang bisa diptimalkan untuk budidaya jahe emprit. Melalui bimbingan dan pembinaan Dinas Pertanian setempat bersama para penyuluhnya, saat ini masyarakat di kampung tersebut sudah mulai menggalakkan budidaya jahe, karena ternyata prospeknya cukup menjanjikan.

“Di sekitar Gemboyah ini kan masih banyak lahan marjinal yang belum termanfaatkan secara optimal, dan sekarang sudah mulai dimanfaatkan untuk budidaya jahe, ini sangat bagus. Jahe tidak hanya digunakan sebagai bumbu dapur, namun juga memberikan manfaat bagi kesehatan, jadi peluang pasar komoditi jahe ini sangat menjanjikan karena banyak yang membutuhkan,” ungkap Shabela.

Bupati Shabela juga berharap para petani dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi jahenya, sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dan dapat dikembangkan menjadi produk olahan yang nilai jualnya lebih tinggi.

“Permintaan produk jahe oleh pasar lokal maupun luar daerah tetap tinggi, ini peluang bagi petani jahe di Gayo, tingkatkan terus kualitas produknya dan perluas areal tanamnya, selain bisa dipasarkan dalam bentuk segar, nanti juga bisa diolah menjadi produk serbuk, minuman atau jamu yang nilai julanya tentu lebih tinggi, sekarang minuman jahe sudah menjadi tren minuman kesehatan,” ujar Shabela.

Sementara itu, Jalaluddin (40), petani di Kampung Gemboyah menyampaikan, sudah sekitar tiga tahun dirinya menekuni budidaya jahe emprit ini di lahan miliknya. Menurut Jalaludin, hasilnya sangat membantu perekonomian keluarganya, terlebih pemasaran jahe juga tidak sulit, bahkan dirinya tidak perlu susah-susah membawanya ke pasar, sudah ada pedagang yang menjemputnya.

“Kalau masalah pemasaran, hampir tidak ada kendala, kalau hasil panen banyak, misalnya sampai 5 ton, malah pedagang dari Medan langsung menjemput kesini,” ujarnya.

Jalaludin mengatakan, yang menjadi sedikit kendala dalam budidaya jahe emprit ini adalah langka dan mahalnya harga bibit jahe, karena harus didatangkan dari luar daerah.

“Di daerah kita kan belum banyak yang membudidayakan jahe emprit ini, jadi kebutuhan bibit dari hasil produksi dalam daerah belum tersedia, terpaksa harus pesan dari Medan atau Berastagi dan harganya cukup mahal. Kalau bisa bapak bantu lah kami dalam peneydiaan bibit supaya kami bisa menanam lebih luas lagi,” pintanya kepada bupati Aceh Tengah

Selain meninjau budidaya jahe emprit tersebut, bupati Shabela mencanangkan Gerakan Aceh Mandiri Pangan (Gampang), dan Kelompok Tani Musara Ate di Kampung Gemboyah telah ditunjuk sebagai mitra pemerintah untuk mendukung program tersebut.

Melalui program peningkatan cadangan pangan ini, kelompok tani yang telah ditunjuk, akan melakukan pengembangan komoditi Jagung Hybrida pada lahan-lahan non produktif yang potensinya di kampung ini sekitar 60 hektar.

Kepala Dinas Pertanian Nasrun Liwanza mengatakan, melalui program Gampang ini, pihaknya menargetkan penanaman jagung hibrida seluas 250 hektar di kabupaten Aceh Tengah, 100 hektar diantaranya sudah ditanam di kampung Karang Ampar Kecamatan Ketol beberapa waktu yang lalu, dan dalam waktu dekat juga akan dikembangkan di Kecamatan Linge.

“Melihat antusias petani dan kelompok tani, saya optimis target ini akan tercapai sampai akhir tahun ini” ungkap Nasrun.

Tidak hanya fokus pada jagung hibrida yang merupakan bagian rai gerakan madiri pangan, komoditi lain yang punya prospek ekonomi baik, juga akan terus dikembangkan di daerah ini.

“Selain mengawal kegiatan prioritas peningkatan ketahanan pangan, kami juga fokus pada pembinaan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan komoditi pertanian yang punya prospek pasar bagus seperti komoditi jahe ini,” pungkasnya.