BPPT Akan Bangun Sistem Peringatan Dini Tsunami di Mabar

Labuan Bajo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) menginisiasi pelaksanaan rapat terkait kunjungan Tim InaTEWS Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam rangka pembangunan sistem peringatan dini tsunami berbasis kabel serat optik (Cable-Base Tsunameter/CBT)

Rapat yang berlangsung di ruang rapat Bupati Manggarai Barat dipimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asisten II) Setda Mabar Martinus Ban dengan dihadiri pimpinan OPD terkait, instansi vertikal serta tim InaTEWS BPPT, Selasa (29/9).

Asisten Martinus Ban, dalam arahannya mengatakan agar tim dari BPPT sebelum melakukan pemasangan peralatan deteksi tsunami di Kabupaten Manggarai Barat, agar melakukan serangkaian kajian secara baik dan mendalam agar peralatan ini bisa digunakan dengan baik kedepannya.

Dikatakannya, Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata premium, peralatan pendeteksi tsunami sejak dini sangat dibutuhkan, baik oleh warga Manggarai Barat, maupun para wisatawan yang datang berkunjung sehingga mereka merasa aman.

Sementara itu, Direktur Pusat Tehnologi Reduksi Risiko Bencana BPPT Eko Widisantoso, dalam pemaparannya menjelaskan tentang masterplan mengenai rencana pembangunan sistem peringatan dini tsunami berbasis kabel serat optik di Kabupaten Manggarai Barat

Dijelaskannya bahwa kabel optik akan dipasang di dasar laut, dan akan landing pada titik-titik tertentu di lokasi laut Kecamatan Boleng sebanyak tiga titik

Mencermati hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Manggarai Barat Oktavianus Andi Bona menyampaikan apresiasi atas rencana pembangunan sistem deteksi tsunami di Mabar.

Dirinya berharap agar pemasangan kabel optik di dasar laut sebisa mungkin untuk saling koordinasi, sebab sudah ada tiga pihak yang akan memasang kabel melalui laut di Manggarai Barat pada lokasi yang sama.

"Ditambah dari BPPT lagi maka sudah empat pihak, dengan demikian kalau ada koordinasi, sehingga jalur kabel dari masing masing bisa disesuaikan agar tidak tumpang tindih dan mengganggu tata ruang dan lokasi pariwisata," terangnya.