Dandim Batang Minta Masyarakat Tangkal Radikalisme

Batang - Komandan Kodim (Dandim) 0736/Batang Letkol Inf Dwison Evianto menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Tersono, sekaligus mengisi materi kebangsaan di Aula Rumah Makan Kampung Sawah, Desa Rejosari, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (13/10).

Pada acara Halaqoh Kebangsaan tersebut, Dandim 0736/Batang Letkol Inf Dwison Evianto memberikan materi "Menolak Paham Radikalisme". Momen tersebut dimanfaatkan oleh dandim Batang untuk memperkenalkan diri dan maksud keberadaannya selama melaksanakan tugas dinas.

''Radikalisme itu merupakan tindakan yang akan melakukan perubahan secara cepat yang tidak mengindahkan aturan. Dengan cara keras atau brutal seperti bom bunuh diri dan lainnya,” jelasnya.

Dandim juga menjelaskan, tujuan radikalisme adalah mengklaim kebenaran beragama bagi kelompoknya sendiri, sedangkan kelompok yang lain salah. Merasa paling paham dengan doktrin agama, merasa punya otoritas dan menghakimi kelompok yang berbeda agama.

“Dalam jihadnya apapun di perbolehkan termasuk bom bunuh diri, pembantaian dan mengkalim mereka adalah satu-satunya ajaran yang paling benar,” tuturnya.

Dandim menjelaskan, yang menyebabkan seseorang berbuat seperti itu di antaranya karena faktor kemiskinan, kurangnya pendidikan akan mudah disusupi faham radikalisme, dengan orang semakin berpendidikan akan semakin kritis, Marjinalisasi adalah orang yang terpinggirkan atau disisihkan merasa tidak terpakai.

Lebih lanjut, dandim menerangkan, tujuan terorisme dan radikalisme di Indonesia antara lain mendirikan Negara Islam di Indonesia yang notabene banyak berbagai suku, adat istiadat.

Ia memberi contoh kejadian pada tahun 1999 awal kerusuhan Ambon, konflik di Kalimantan (antara Jawa dan Madura), bom Natal, bom Bali 1 tahun 2002, bom JW Marriot di Jakarta, pelatihan para militer di Jantho dan lain- lain.

Dandim menegaskan, untuk mencegahnya kita harus melaksanakan bersama dalam memberikan pemahaman paham radikalisme, mempererat ukhuwah Islamiyyah dengan hidup berdampingan bersama.

"Suku, ras, agama, budaya, adat istiadat merupakan kekayaan dan keberagaman dari bangsa Indonesia, Kita harus jaga serta hidup rukun berdampingan. Agama Islam bukan agama Kekerasan, sinergitas antara TNI, Polri dan pemerintah bersama masyarakat yang harus tetap kita laksanakan dan terus kita jaga,” tegasnya.

Sementara itu, Camat Tersono Bambang Urip Widodo mengucapkan terima kasih karena sudah memfasilitasi Halaqoh Kebangsaan.

Ia menyebutkan, ancaman radikalisme sangat memprihatinkan selama beberapa tahun terakhir.

"Dengan harapan para ulama dapat menyampaikan ke masyarakat tetang paham ini dengan cara pendekatan humanis dan baik. Ini merupakan salah satu tugas kita bersama, saling menjaga sehingga kondisi bisa kondusif. Mudah mudahan generasi muda yang berada di wilayah Tersono dapat diberikan pengertian mengenai paham radikalisme, sehingga tidak mudah terprovokasi dan dimasuki paham radikalisme yang keras,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ijroh Saputro mewakili Ketua MUI Batang Zaenul iroki secara resmi membuka Halaqoh Kebangsaan.

Ijroh mengatakan bahwa MUI Kabupaten Batang setiap hari Selasa keliling di tiap Kecamatan menyelenggarakan acara Halaqoh Kebangsaan, ini yang ke enam kalinya di selenggarakan di Tersono. Dengan mengikuti Kegiatan yang di laksanakan MUI Jawa Tengah.

“Sebab radikal itu pasti ada, apa yang disampaikan oleh Nara sumber di sampaikan kepada masyarakat. Kegiatan ini di selenggarakan agar paham radikalisme tidak berkembang di Kabupaten Batang,” tandasnya.