Pelayanan Kesehatan Kabupaten Natuna di Tengah Pandemi COVID-19

Natuna - Semenjak perubahan status 'zona hijau menjadi zona kuning' kesiapan Kabupaten Natuna saat ini dipertanyakan. Baik itu mengenai penanganan pasien rujukan COVID-19, bahkan mengenai fasilitas kesehatan yang dimiliki rumah sakit rujukan tersebut.

Demikian dibahas dalam Dialog Interaktif Kopi Pagi dengan tema "Menilik Sistem Penanganan Pasien Rujukan COVID-19 di Fasilitas Kesehatan" bersama beberapa narasumber yaitu, Jubir Penanganan covid-19 Natuna, Hikmat Aliansyah, Kabid Pelayanan Medik RSUD Natuna dr. Adi Fajarudi dan Kepala Puskesmas Ranai Nazri.

Dikatakan dr. Adi, bahwa sistem penanganan CPVID-19 secara spesifik untuk di RSUD Natuna sudah membuat beberapa kebijakan tentang tatalaksana penanganan pasien rujukan.

"Melakukan screening diawal, dipintu masuk yang sudah disetting 1 jalur saja, kami telah membentuk Tim Penanganan Covid RSUD Natuna. Kemudian tim tersebut diberi bekal pengetahuan tentang COVID melakukan simulasi pelayanan. Kami sudah melakukan simulasi besar melibatkan puskesmas dan Satgas dari mulai pasien masuk hingga salat jenazah pasien COVID-19," katanya Jum'at, (23/10).

RSUD Natuna juga menerapkan sistem antrian dengan physical distancing, menyediakan tempat cuci tangan dan hal-lain nya semaksimal mungkin untuk meminimalisir penularan COVID-19.

"Di IGD itu kita ada ruang isolasi dikhususkan untuk pasien bergejala berat," terangnya.

Demikian juga diberlakukan di Puskesmas. Dalam hal ini, Kepala Puskesmas Ranai menjelaskan bahwa meskipun masih dengan keterbatasan fasilitas, pihak Puskemas merasa cukup bisa bekerja, bisa mendeteksi dan bisa melindungi.

"Kalau dibilang kurang ya kurang, tapi prinsipnya kita sudah bisa bekerja, bisa mendeteksi bisa mengamankan diri baik itu petugas maupun yang datang berobat. Itu saja sudah cukup" ujar Nazri.

"Jadi semenjak covid ini kita ada beberapa sistem penanganan pengobatan. Pertama, screening atau penapisan yaitu siapapun yang datang berobat di screening dulu ditanya gejala nya apa, riwayat perjalanan, kontak dengan orang dari luar atau tidak. Begitu dia terindikasi atau gejalanya mengarah ke covid jadi dia masuk ke poli covid" jelas Nazri.

"Bila dengan gejala berat, langsung kita rujuk ke Rumah Sakit. Bila memang memiliki riwayat keluar atau kontak erat dengan orang dari zona merah, diarahkan ke labor, untuk rapid dan jika reaktif, kami akan menghubungi gugus tugas" terang nya.

Lebih lanjut selaku Juru Bicara Penanganan Covid-19 Natuna, Hikmat Aliansyah menjawab pertanyaan masyarakat terkait hasil swab yang lama di Natuna. Ia mengatakan bahwa Natuna sudah memiliki alatnya hanya saja belum bisa dioperasikan.

"RSUD Natuna sudah punya alat namun ruangan khusus seperti laboratorium untuk mengoperasikan alat tersebut belum ada. Dari informasi yang saya dapatkan, ruangan tersebut sedang direnovasi" kata Hikmat.

"Mudah mudahan benar selesai awal Nopember sudah bisa beroperasi jadi kita tidak lagi mengirim ke batam karena memang cukup ribet" tambah nya.

Hikmat melanjutkan, terkait status Natuna yang saat ini zona kuning, jika tidak ada penambahan kasus lagi setelah dilakukan test massal dalam beberapa waktu akan kembali menjadi zona hijau.

(Diskominfo/Fera)