PKK Kediri Manfaatkan Limbah Minyak Jelantah untuk Buat Sabun

Kediri - Tim Penggerak PKK Kota Kediri, Jawa Timur, membuat pelatihan memanfaatkan minyak goreng bekas atau jelantah untuk membuat sabun yang bisa dimanfaatkan untuk membersihkan perkakas dapur.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar di Kediri, Kamis (5/11), mengemukakan pelatihan ini sangat bermanfaat. Minyak jelantah merupakan limbah yang dihasilkan setelah menggoreng. Terkadang minyak masih banyak, tapi sudah digunakan berkali-kali, sehingga tidak sehat bila dipakai lagi.

Bila dibuang sembarangan, bisa menyumbat saluran air. Oleh sebab itu, PPK Kota Kediri memanfaatkan limbah tersebut untuk membuat sabun.

"Tak hanya memanfaatkan limbah, kami juga ingin memberi bekal keterampilan ibu-ibu PKK di Kota Kediri. Harapannya, siapa tahu dari pelatihan-pelatihan ini bisa membuat produk untuk menambah income keluarga," katanya.

Bunda Fey, sapaan akrabnya mengatakan dengan pelatihan ini ibu rumah tangga yang punya waktu luang setelah mengurus keperluan rumah tangga diharapkan bisa membuatnya, sehingga bisa dijual dan untuk menambah penghasilan keluarga.

Sekretaris Pokja II PKK Kota Kediri yang membidangi pendidikan/pelatihan dan berkoperasi Baiq R Jannah mengatakan PKK selalu berupaya aktif melakukan berbagai pelatihan. Selain membuat sabun dari bahan baku limbah ini, sebelumnya juga telah dilakukan pelatihan memasak bakso dengan mendatangkan juru masak.

Baiq menambahkan peserta dari pelatihan itu perwakilan dari PKK di Kota Kediri. Para peserta dilatih membuat sabun dari bahan baku minyak goreng bekas serta bahan baku organik.

"Pesertanya perwakilan anggota PKK dari 46 kelurahan, beberapa staf kecamatan, dan kader kota. Para peserta dilatih langsung oleh praktisi pembuat sabun yang sudah berpengalaman, Frihertin Novitarini," kata Baiq R. Jannah.

Para peserta dibagi secara berkelompok. Mereka mendapatkan teori pengenalan bahan dan alat. Ada dua jenis sabun yang dibuat, yaitu berbahan utama minyak jelantah dan bahan organik (arang, madu, aloevera, beras). Bahan-bahan tersebut mudah didapat di sekitar.

Selain bahan itu, juga ditambah dengan bahan kimia, yaitu NaOH (Natrium hidroksida) yang bisa didapatkan di toko kimia. Setelah semua terpenuhi, dijelaskan tentang cara membuat sabun.

Frihertin Novitarini, pemateri dalam pelatihan itu mengungkapkan proses pembuatan sabun cuci berbahan minyak jelantah ini dilakukan melalui mekanisme perendaman biji kopi hingga beberapa jam. Perendaman dimaksudkan untuk penyerapan racun yang ada di dalam kandungan minyak jelantah.

Setelah perendaman selesai, kemudian dilakukan proses pencampuran menggunakan arang. Hal itu dilakukan agar residu menempel di arang. Setelah jernih baru dilakukan pencampuran dengan bahan lain dan bisa ke tahapan pembuatan sabun.

Saat pelatihan itu, Novita lebih memilih proses dengan memanaskan minyak di atas kompor. Saat proses itu dicampur dengan bahan lain, sehingga lebih cepat. Jika memakai cara dingin memerlukan waktu hingga 20 hari.

"Dengan proses steamer ini pengentalan lebih cepat, jadi mempersingkat waktu," kata dia.

Setelah selesai, campuran lalu dimixer agar dapat tekstur seperti lumpur. Baru kemudian dicampur dengan minyak atsiri, diberi pewarna dan dicetak. Untuk proses pengerasan memerlukan waktu antara 1-2 hari.

Ia berharap dari pelatihan ini bisa menggerakkan ibu-ibu rumah tangga memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang berharga, bernilai ekonomis.

"Limbah minyak jelantah yang tidak bisa didaur ulang menjadi minyak baru, diubah menjadi sabun batang untuk cuci serbet, kain pel, meja, atau yang kotor lainnya," kata Novita.

Namun, sabun tersebut tidak disarankan untuk mencuci muka atau tubuh. Untuk bahan yang baik untuk kulit bisa menggunakan sabun dengan bahan organik.