Program Padat Karya Bantu Perekomomian Terdampak Pandemi

Batang - Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batang menyelenggarakan program padat karya yang mengutamakan para pekerja terdampak pandemi Covid-19 secara ekonomi.

Padat karya yang dilaksanakan menyasar pada bidang infrastruktur, yaitu normalisasi ke sejumlah aliran sungai, sekaligus meminimalkan bencana banjir yang sering muncul saat menghadapi musim penghujan.

Kepala Disnaker Batang Suprapto mengemukakan, pihaknya telah melakukan pengkajian sehingga padat karya diarahkan untuk normalisasi aliran sekunder Sungai Gendingan mulai dari Kelurahan Proyonanggan Selatan dan berakhir di Desa Klidang Lor yang menyerapkan 200 pekerja dan normalisasi saluran Kali Mati dan Guyangan yang menyerap 160 pekerja serta diperkirakan dapat selesai dalam waktu 20 hari.

“Kami memberi kesempatan bekerja kepada masyarakat terdampak Covid-19, sehingga mendapat penghasilan. Di sisi lain mereka dapat membantu memperbaiki infrastruktur aliran sungai agar mengurangi dampak bahaya banjir,” kata Suprapto saat ditemui di Kantor Disnaker, Kabupaten Batang, Senin (9/11).

Suprapto memaparkan, besaran anggaran yang dibutuhkan berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) Pemerintah Pusat dalam kegiatan padat karya normalisasi Sungai Gendingan mencapai Rp630 juta serta untuk Kali Mati dan Guyangan mencapai Rp500 juta.

Ditemui secara terpisah, Kepala Bidang Perairan DPU-PR, Farida mengutarakan, pengerjaan normalisasi difokuskan di aliran sungai Kota Batang. Yaitu di wilayah timur saluran Gendingan dengan panjang 4,8 km memanfaatkan padat karya dan untuk hilir 850 meter menggunakan alat berat.

“Untuk wilayah barat diarahkan ke saluran Kali Mati yang bermuara ke laut sepanjang 2,6 km. Tujuannya menaikkan tampungan air sebelum mengalirkan ke laut,” tuturnya.

Jika melihat kondisi sungai di lapangan, terdapat banyak sampah. Upaya pertama yang dilakukan para pekerja padat karya adalah mengangkat sampah, dilanjutkan sedimentasinya.

“Apabila keduanya terangkat saluran akan lebih besar, kemungkinan bisa mengurangi genangan air saat terjadi banjir di musim hujan,” terangnya.

Sementara, salah satu pekerja padat karya Trimanto menuturkan, sudah tiga bulan ini dirinya berada di rumah karena pengurangan karyawan di perusahaan tempatnya bekerja. Hal itu terjadi karena dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 dialami sebagian kaum pekerja.

“Alhamdulillah saya mendapat kesibukan selama menganggur di rumah, dan honor yang diterima Rp85.000,00 perhari bisa membantu perekonomian keluarga,” ungkapnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)