Nelayan Singkawang Terima 124 Paket Bantuan Program Konversi BBM ke BBG

Singkawang – Nelayan Kota Singkawang yang berada di sekitar Batu Burung menerima 124 paket bantuan terdiri satu mesin perahu, satu alat konversi serta dua tabung gas. Bantuan tersebut berasal dari Kementerian ESDM RI melalui program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

Penyerahan dilakukan Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie didampingi Wakil Wali Kota Irwan, Analis Kelaikan Teknik Migas Kementerian ESDM, Frambia Widiasty serta Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Kelautan, Yusnita Fitriyadi di Batu Burung, Rabu (11/11).

Wali Kota Tjhai Chui Mie mengatakan, program Konversi BBM ke BBG untuk nelayan ini merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 38 tahun 2019 tentang penyediaan, pendistribusian dan penetapan harga LPG tabung 3 Kg untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan sasaran dan mesin pompa air bagi petani sasaran.

Sebagaimana diketahui, ada banyak manfaat dari program konversi BBM ke BBG bagi nelaya sasaran, yaitu, harga BBG lebih murah dari BBM.

“Penghematan biaya operasional dengan menggunakan LPG bisa berkisar 30-50 persen dibandingkan BBM jenis minyak solar,” katanya.

Tidak hanya itu, menurutnya perawatan mesin LPG juga lebih mudah dan BBG aman dalam penggunaannya. Bahan bakar gas yang dikompresi dan ditampung dalam tabung bertekanan tinggi juga merupakan bahan bakar yang aman baik bagi pengguna maupun untuk mesinnya.

“Karena emisi lebih rendah yakni BBG memiliki hasil pembakaran yang lebih bersih dibandingkan BBM,” ungkapnya.

Hal ini disebabkan rantai karbon gas lebih pendek dibandingkan minyak, sehingga angka oktan BBG menjadi lebih tinggi dari BBM dan emisi CO2 yang dihasilkan pun lebih rendah dari BBM.

“Program ini diharapkan bisa membantu ekonomi nelayan kecil yang memiliki kapal ukuran dibawah 5 GT (Gross Tonnage),” katanya.

Ia mengatakan, program pemerintah pusat yang diturunkan sampai ke daerah diharapkan dapat membantu meringankan beban perekonomian nelayan.

“Namun apapun kegiatannya sangat tergantung kepada komitmen atau kemauan pada masyarakat nelayan sendiri. Apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan bertanggungjawab, maka kegiatan konversi ini mencapai hasil yang kita harapkan,” ujarnya.

Tjhai Chui Mie berpesan kepada nelayan yang telah berhasil lulus verifikasi dan mendapat kepercayaan untuk mengikuti program ini diharapkan benar-benar menjaga amanah ini dengan merawat barang-barang yang dipercayakan kepada nelayan, jangan ditelantarkan apalagi dijual karena nantinya akan berurusan dengan aparat penegak hukum.

Sementara itu, Analis Kelaikan Teknik Migas Kementerian ESDM, Frambia Widiasty mengatakan, kegiatan pendistribusian paket perdana konversi BBM ke BBG untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan sasaran telah mulai dilaksanakan di Kota Singkawang sejak tahun 2018 lalu.

“Tahun ini kita distribusikan sebanyak 124 paket, sehingga tahun ini yang kedua kalinya Kota Singkawang mendapatkan program konversi BBM ke BBG dari Kementerian ESDM,” katanya.

Menurutnya, program ini sangat memiliki makna bagi kemudahan akses energi dimana nelayan diberikan pilihan terhadap energi yang akan digunakan.

“Selain itu, program ini juga tentunya akan memberikan dampak pada perekonomian nelayan yaitu dapat mengurangi biaya melaut bagi nelayan sampai dengan Rp 50 ribu per hari. Sehingga program konversi ini harus dilaksanakan secara tepat sasaran bagi para nelayan,” ujarnya.

Pemberian paket perdana dari pemerintah ini gratis untuk para nelayan, sehingga diharapkan nelayan dapat memanfaatkan dan merawatnya dengan baik.

“Jangan diperjual belikan, karena ini merupakan bantuan pemerintah,” ungkapnya.