Tingkatkan Pendanaan, Pemkab Kubu Raya Andalkan Insfrastruktur untuk Investasi

Kubu Raya - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, berkomitmen akan mengalokasikan anggaran dalam perencanaan pembangunan daerah, baik untuk belanja rutin termasuk juga kebutuhan-kebutuhan yang sudah ditentukan mandatory spending-nya (belanja atau pengeluaran negara yang besarannya sudah diatur oleh undang-undang) seperti pendidikan, kesehatan, insfrastruktur dan pemberdayaan, serta kegiatan lainnya.

“Dengan mengandalkan sumber dana transfer daerah baik dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan kondisi geografis maupun kondisi tantangan jumlah penduduk, saya yakin semua daerah di Indonesia juga akan menghadapi kondisi dan kendala yang sama," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan, saat membuka webinar bertemakan Pengenalan Obligasi Daerah sebagai Sumber Pendanaan Pembangunan Daerah bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) di ruang Pamong Praja Satu kantor bupati, Rabu (18/11).

Bupati menilai, webinar ini sebagai inisiatif untuk mengejar solusi, bagaimana alternatif untuk bisa memperkuat daya dukung terhadap sumber pendanaan dari proses-proses pembangunan yang ada di Kubu Raya. Tentunya hal ini terkait dengan obligasi daerah yang bisa menjadi peluang pasar modal dan Kubu Raya terus berusaha mempelajari, sehingga semua yang sudah diskemakan ini bisa menjadi langkah pembangunan ke depannya.

“Terkait dengan kebutuhan, saya yakin semua daerah pasti sama yaitu kebutuhan insfrastruktur dasar, terkait dengan insfrastruktur fisik yang bertujuan untuk memperlancar jalur-jalur transportasi maupun arus barang dan jasa yang ada di setiap daerah. Kubu Raya yang terbentuk sejak tahun 2007 yang saat ini sudah berjalan 14 tahun dan dengan kondisi wilayah hampir lebih kurang 700 ribu hektar dan kawasan pesisirnya lebih kurang hampir 58 persen tentunya memiliki tantangan dan peluang tersendiri," tuturnya.

Bupati menambahkan, saat ini Kubu Raya memiliki sembilan kecamatan, 118 desa dan jumlah penduduk 609.000 jiwa sesuai dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) namun secara faktual jumlah tersebut bisa lebih karena lebih kurang hampir 40 an ribu penduduk Kubu Raya saat ini ada di luar daerah serta jumlah rumah tangga yang saat ini sudah 169 ribu. Selain itu, Muda manambahkan, kondisi Kubu Raya yang berada di hinterland Kota Pontianak, tentunya dengan posisi ini Kubu Raya menjadi pintu masuk orang dari luar daerah baik melalui darat, udara maupun sungai.

“Yang mana Bandara Supadio sebagai pintu masuk melalui jalur udara, untuk pintu masuk sungai, Kubu Raya memiliki tiga pintu muara yaitu muara Kapuas, muara Kakap dan Muara Kubu, sedangkan jalur darat juga menjadi pintu masuk orang dari luar daerah melalui jalan Trans Kalimantan Sungai Ambawang," ujarnya.

Bupati mengatakan, dalam merumuskan semua perencanaan dengan alokasi yang ada saat ini, meski Kubu Raya sudah berupaya untuk menghemat anggaran-anggaran rutin, belanja-belanja yang tidak bekorelasi langsung dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat maupun hal-hal yang subtantif, namun Kubu Raya melakukan rasionalisasi anggaran dan upaya memperkuat birokrasi dengan langkah-langkah yang sifatnya lebih efektif, efesien dan transparan.

“Langkah-langkah Pemerintah Kubu Raya dalam kontek ini terkait obligasi daerah karena ini bersifat pinjaman daerah kepada publik dan tentu hal ini harus ada akuntabilitasnya. Tentu kami akan berusaha memetakan potensi projek yang bisa memiliki nilai tambah dan bisa memberikan tanggung jawab kepada publik yang ikut berinvestasi melalui obligasi daerah," ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam menambahkan, saat ini ada beberapa sektor investasi di Kabupaten termuda di Kalbar itu, yang mana insfrastruktur sangat mendukung dalam melakukan investasi tersebut. Diantaranya infrastruktur energi, yang mana sampai saat ini di Kalbar baru ada satu Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang cukup besar dan sesuai dengan kebutuhan Kalbar masih memerlukan satu PLTU lagi yang berdasarkan hasil survei dipilihlah di Kabupaten Kubu Raya. Terkait dengan energi, selama ini Kalbar selalu mengimpor energi dari Malaysia dan menjadi peluang bagi Kubu Raya dalam berinvestasi.

“Selanjutnya insfrastruktur air bersih dalam mendukung industri-industri hilir lainnya. Kondisi air bersiih di Kalbar saat ini sudah sangat riskan (beresiko) sekali termasuk di Kota Pontianak yang air bersihnya masih belum layak untuk dikonsumsi namun hanya cukup untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) saja. Kondisi ini juga akan menjadi potensi, apalagi Kubu Raya sendiri yang disuplay Perumda Kubu Raya yang baru menyasar minimal 20 persen dari segmen market yang ada. Sehingga kondisi itu masih terbuka peluang yang cukup besar untuk berinvestasi di sektor ini," ujarnya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kubu Raya itu memaparkan, kemudian infrastruktur kebersihan. Kondisi ini dengan melihat Kota Pontianak yang sudah jenuh dengan produksi sampah yang luar biasa termasuk di Kubu Raya yang saat ini pembangunannya sangat pesat. Kondisi ini juga tentulah diperlukan insfrastuktur penanganan sampah yang potensial untuk menjadi sasaran investasi.

“Setelah Kubu Raya berjalan hampir 14 tahun, kita sudah merancang adanya pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru, sehingga dirancanglah suatu kawan Kota Terpadu Mandiri (KTM) sejak pak Muda Mahendrawan menjabat Bupati pada priode pertama (2009-2014) yang dirancang pada tahun 2013 dan ini sudah dikeluarkan izin lokasinya seluas 1.700 hektar yang menyajikan fasilitas-fasilitas kota mandiri, baik untuk pusat kota, pusat pemerintahan, dagang dan jasa dan lain sebagainya termasuk juga sport center. Dengan melihat penataannya yang modern, juga memberikan peluang potensial untuk berinvestasi seiring bertambahnya kawasan-kawasan pemukiman, yang mana setiap tahunnya Kubu Raya mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk rumah tipe 36 sebanyak 11 ribu lebih," paparnya.

Yusran menuturkan, untuk kawasan perumahan ini menjadi segmen market tersendiri yang harus ditata dengan baik bagi pusat-pusat pertumbuhan yang sudah dicanangkan dan akan disesuaikan dengan tata ruang dan sebagainya sebagai kawasan pusat pertumbuhan baru.

“Pak Bupati sendiri sudah mengarahkan untuk membentuk BUMD khusus terkait dengan pengawalan untuk menyambut peluang-peluang investasi ini. kita juga sudah siapkan dalam membentuk BUMD yang sifatnya aneka usaha atau khusus sesuai dengan investasi yang memang sudah siap untuk kita lakukan. Insya Allah pada tahun 2021 akan terbentuk BUMD khusus kita”, pungkasnya.

Kegiatan ini juga diikuti PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Perfindo, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalbar Moch. Rizky F. Purnomo Wakil Ketua DPRD Kubu Raya Suharso, dan dihadiri Kepala Bappeda Kubu Raya Amini Maros, Kepala Dinas Penenanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Maria Agustina, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Gunawan Putra, serta sejumlah intansi vertikal lainnya.