BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Kubu Raya 1,16 Persen

Kepala BPS Kabupaten Kubu Raya Anton Manurung mengatakan, sebagai lembaga independen, pihaknya mengukur kinerja pemerintah daerah. Berdasarkan hasil ukuran dari Januari hingga September 2020, pertumbuhan ekonomi di Kubu Raya sebesar 1,16 persen, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dari Provinsi Kalimantan Barat -1,5 persen dan nasional -2 persen.

"Jumlah ini sebenarnya belum final dan baru gambaran awal indikator pertumbuhan ekonomi di Kubu Raya. Yang mana pada awal Maret 2021 mendatang kita akan kembali mengumumkan angka pastinya untuk mengetahui jumlah pertumbuhan ekonomi Kubu Raya tahun 2020, setelah angka keseluruhannya (Januari-Desember) bisa kita dapatkan untuk triwulan empat. Dengan melihat potensi dan kebijakan yang dikeluarkan pak Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan, maka laju pertumbuhan ekonomi Kubu Raya bisa mencapai 3 persen dan hal ini sangat berkontribusi besar dalam mengurangi angka kemiskinan di Kalbar," kata Kepala BPS Kabupaten Kubu Raya Anton Manurung saat menyampaikan Gambaran Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kubu Raya Semester II tahun 2020 di Gardenia Resort and Spa, Selasa (1/12) siang.

Anton menambahkan, ada beberapa sektor yang membuat ekonomi Kabupaten Kubu Raya mengalami peningkatan, diantaranya sektor pertanian, kesehatan, informasi, perikanan, kehutanan, Perumda Air Minum dan listrik.

"Dari sejumlah sektor diatas, sektor pertanian yang memiliki dampak yang cukup signifikan dalam peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kubu Raya. Kondisi ini dapat dilihat dari data yang kami miliki. Yang mana untuk sektor pertanian, ekonomi Kubu Raya pada tahun 2020 sebesar 8, 75 persen jika dibandingkan pada tahun 2019 yang hanya 7,02 persen," ujarnya.

Anton menjelaskan, berdasarkan fenomena yang ada, industri manufaktur tetap tumbuh di tahun 2020 ini, meski laju pertumbuhannya lebih rendah jika dibandingkan pada tahun 2019. Selain itu, laju pertumbuhan ekonomi Kubu Raya juga dibantu dari pertumbuhan industri terutama didukung oleh sub sektor industri makanan dan minuman.

"Meski demikian ada sejumlah industri di sub sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan negatif, seperti industri furnitur, alat angkutan, mesin dan perlengkapannya, industri logam, komputer, elektronik dan lain sebagainya," ujarnya.

Anton menyampaikan, adapun sektor yang sangat berdampak selama COVID-19 diantaranya, sektor hotel, rumah makan, kafe, pengangkutan, pergudangan, pendidikan dan jasa keuangan.

"Selain itu inflasi di Kabupaten Kubu Raya pertumbuhannya tidak sangat rendah, yang mana selama sembilan bulan hanya 1,45 persen. Kondisi dikarenakan, sebagai daerah pengekspor barang ke Kota Pontianak yang memiliki daya beli yang sangat kuat, namun pertumbuhan harga di Kubu Raya tidak mengalami kenaikkan. Tentunya kondisi ini perlu keseimbangan antara pertumbuhan harga dan produksi," jelasnya.

Di tempat yang sama, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan merasa bersyukur pertumbuhan ekonomi di Kubu Raya mengalami peningkatan, meski jumlahnya hanya 1,16 persen. Namun kondisi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan provinsi Kalbar dan nasional.

"Strategi kita selama ini terus berusaha mencari langkah-langkah yang efektif dan tepat. Kita juga meyakini langkah-langkah yang kita buat itu sudah maksimal dan benar serta perlu diperkuat lagi untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi di semester II di triwulan ke empat ini," kata Bupati Muda Mahendrawan.

Bupati Muda menambahkan, apa yang dilakukan selama ini supaya Pemerintah Kabupaten Kubu Raya kerjanya berbicara terukur dan memperkuat sektor mana saja yang masih lemah.

"Misalnya pengangguran, dari sisi mana yang harus kita perkuat agar bisa mengurangi, begitu juga dengan tingkat kemiskinan dan rasio tingginya bagaimana cara kita bisa mengatasinya. Tapi setidaknya angka ini bisa menjadi prediksi kedepannya, sehingga bisa kita jadikan bahan untuk membuat arah kebijakan yang kita buat di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) itu yang akan kita gabungkan lagi ke dalam pola-pola pendekatan kebijakan kita dalam mencari inovasi-inovasi kita untuk mengejar percepatan dan angka optimis untuk pertumbuhan ekonomi dari agregat di semua desa yang ada," tuturnya.

Bupati menjelaskan, saat ini di Kubu Raya sedang masifnya dalam mengembangkan sektor pertanian dalam arti luas, perikanan, perkebunan, UMKM dan wisata desa serta industri pengolahan makanan dan minuman. Tentunya sektor ini menjadi basis penguat pertumbuhan ekonomi Kubu Raya.

"Saat ini posisi angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kubu Raya 29,11 triliun rupiah tahun 2020 dan jumlah ini terus meningkat. Artinya, perputaran semua uang dan aset yang ada di Kubu Raya membuat kita optimis terkait apa yang kita lakukan dan kita kejar untuk menjaga tingkat inflasi, daya belinya, tingkat pendapatan perkapita yang lebih berkualitas. Meski pertumbuhan ekonominya meningkat tapi harus berkualitas, yang mana distribusi kebijakan dan pertumbuhan ekonomi itu harus bisa membuat pemerataan. Hal inilah yang selalu kita kejar," pungkasnya.

Kegiatan yang fokus pada penyampaian capaian pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kubu Raya itu juga dihadiri Sekda Kubu Raya Yusran Anizam, Kepala Bappeda Amini Maros, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Maria Agustina, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Edi Mudianto dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Ayub.