Batang – Naiknya harga kedelai impor sebagai bahan baku utama tahu dan tempe di Kabupaten Batang membuat sejumlah pengusaha mengalami dampaknya. Untuk antisipasi ada permainan tengkulak, Bupati Batang Wihaji akan gelar operasi pasar dan menggalakkan swasembada kedelai.
“Berdasarkan cek lapangan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM), ternyata kebutuhan banyak tapi kedelai impornya terbatas sehingga secara otomatis harganya naik,” kata Bupati Batang Wihaji saat ditemui di Kantor Bupati, Rabu (6/1).
Wihaji mengatakan, jika memang ada tengkulak yang bermain dengan ketersedian kedelai, Pemkab Batang akan gelar operasi pasar dengan berkoordinasi dengan Bulog.
“Sementara data dari cek lapangan rata-rata ketersediaan kedelai terbatas dan tergantung pada impor,” ungkapnya.
Wihaji mengatakan, sebagai langkah antisipasi ketersediaan kedelai sebagai solusi jangka panjangnya, Pemkab Batang melalui Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) akan menggalakkan tanam kedelai.
“Potensi lahan pertanian kita ada untuk menanam kedelai, Dispaperta sekarang lagi tanam kedelai Edamame dan mungkin sebentar lagi panen,” pungkasnya.
Kenaikannya harga kedelai impor saat ini di Kabupaten Batang telah mencapai Rp9.500 per kilogram dari sebelumnya Rp6.000 per kilogram.