Pemkot Madiun Kembali Galakkan Penyemprotan Disinfektan

Madiun – Genderang perang melawan COVID-19 kembali bergaung di Kota Madiun. Setelah penyekatan warga luar kota di titik perbatasan dan pemberlakuan jam malam, Wali Kota Madiun Maidi menginstruksikan untuk penyemprotan disinfektan massal, Jumat (22/1). Penyemprotan serentak di tiga kecamatan itu melibatkan 25 kendaraan penyemprot dan dipimpin langsung Wali Kota Maidi.

Diawali apel di Balai Kota, petugas langsung dibagi menjadi tiga tim. Wali Kota Maidi bergerak bersama tim Manguharjo. Tak hanya penyemprotan, satu mobil pengeras suara dilibatkan dalam masing-masing tim guna memberikan sosialiasi kepada masyarakat. Wali kota menyebut masyarakat wajib semakin waspada mengingat penambahan kasus konfirmasi cukup tinggi belakangan ini.

‘’Saat ini kita PPKM. Yang reaktif dan dilakukan swab cukup banyak. Penanganan yang terpapar ini tetap kita lakukan tapi juga fokus pada pencegahan. Makanya, semua kita sterilkan. Kita lakukan penyemprotan massal hingga sampai tingkat bawah,’’ kata wali kota.

Penyemprotan bakal kembali dilakukan, Minggu (24/1), bahkan, lebih besar lagi. Wali kota menginstruksikan setiap RT juga melakukan penyemprotan secara mandiri di lingkungan masing-masing. Hal itu memang sudah berjalan rutin sejak diberikan bantuan alat penyemprotan pada masing-masing RT. Namun, jadwalnya memang tak sama.

Wali Kota Maidi mengajak untuk dilakukan penyemprotan massal serentak pada Minggu tersebut.

‘’Upaya-upaya pencegahan kita galakkan lagi. Mulai penyekatan dan penyemprotan desinfekatan. Warga kita yang sehat ini juga harus terlindungi. Makanya, warga luar yang mau masuk, harus menunjukkan surat sehat dulu,’’ tegasnya.

Wali kota berharap masyarakat turut berperan aktif, setidaknya turut dalam upaya pencegahan mulai penyemprotan lingkungan hingga disiplin protokol kesehatan.

Wali kota mengajak masyarakat untuk juga memikirkan orang lain, salah satunya tenaga medis dan kesehatan.

Diakuinya, dokter dan perawat mulai kewalahan saat ini. Selain kasus yang semakin bertambah, banyak dari mereka yang juga terpapar COVID-19.

"Mereka juga harus isolasi dan tidak bisa bekerja. Artinya, tenaga medis dan kesehatan semakin terbatas," ujar Maidi.

‘’Karena kasus semakin banyak, dokter dan perawat semakin banyak yang dilibatkan dalam penanganan Covid-19. Saya tidak ingin, orang yang sakit bukan Covid-19 jadi tak terlayani maksimal. Ini harus jadi renungan kita bersama. Taati aturan dan ikuti anjuran pemerintah. Jangan maunya sendiri,’’ tegasnya.