Batang - Pemerintah Kabupaten Batang akan mempertimbangkan kebijakan Gerakan "Jateng di Rumah Saja" yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo karena hal itu akan berdampak mengganggu perekonomian para pelaku UMKM.
"Saya berpihak pada pelaku usaha untuk tetap bisa beraktivitas, kecuali masyarakat yang tidak beraktivitas ekonomi, saya persilakan," kata Bupati Batang Wihaji di Batang, Selasa (2/2).
Menurut dia jika program "Jateng di Rumah Saja" diterapkan pada akhir pekan, maka pelaku usaha bisa merugi karena dagangan mereka biasanya ramai pembeli pada Sabtu dan Minggu.
"Kami mendukung programnya, tetapi pemkab memiliki gaya yang berbeda menyesuaikan kondisi lokal. Terpenting hari ini fokus penerapan protokol kesehatan, ekonomi jalan, kasus COVID-19 berkurang," katanya.
Politikus asal Partai Golkar ini berpendapat saat ini ekonomi masyarakat dengan pandemi COVID-19 ini masih dalam kondisi sangat sulit.
"Oleh karena itu, kami masih mencari cara dan formula yang tepat agar perekonomian rakyat kecil tetap jalan dan tidak terganggu aktivitas ekonominya," katanya.
Menurut dia, hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana lebih mengintensifkan lagi satuan tugas (Satgas) COVID-19 dalam melakukan operasi yustisi masker agar rakyat tetap patuh terhadap protokol kesehatan dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan menerapkan pembatasan jam operasional pengunjung warung makan, restoran, wisata, dan lainnya.
Selain itu, kata dia, masyarakat juga diharapkan menggunakan layanan pesan antar untuk mengurangi kerumunan, baik di pusat perbelanjaan maupun warung makan.
"Kunci utama protokol kesehatan adalah lebih mengintensifkan untuk memakai masker dan cuci tangan dengan menggunakan sabun. Apa gunanya dua hari di rumah saja kalau hari berikutnya tidak patuh prokes. Justru menunggu hari saja akan muncul masalah baru," katanya.