Angin Kencang dan Tanah Longsor Landa Tiga Kecamatan di Wonogiri

Wonogiri - Bencana angin kencang dan tanah longsor melanda tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Wonogiri pascahujan deras pada hari Minggu (31/1). Bencana angin kencang dan tanah longsor menerjang tiga kecamatan yakni Wuryantoro, Nguntoronadi dan Baturetno.

Akibat bencana tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonogiri, Bambang Hariyanto menyebutkan beberapa rumah rusak tertimpa pohon dan tersapu angin kencang. Tak hanya itu, ruas jalan terputus lantaran tertimpa longsoran tanah.

Bambang menyebutkan bencana terjadi mulai pukul 14.25 WIB hingga pukul 15.30 WIB setelah hujan deras disertai angin kencang lebih dari satu jam. Laporan sementara daerah terdampak bencana di Kecamatan Wuryantoro terjadi di Kelurahan Wuryantoro dan Desa Gumiwang. Di dua desa tersebut, empat rumah tertimpa pohon, satu rumah atapnya tersapu angin dan pohon tumbang melintang di ruas jalan Wonogiri-Pracimantoro.

Sementara di Kecamatan Baturetno dilaporkan lima desa terdampak angin kencang yakni Desa Boto, Desa Talunombo, Desa Saradan dan Desa Setrorejo. Rata-rata kerusakan menimpa atap rumah warga hingga pohon tumbang melintang menutup ruas jalan Wonogiri-Baturetno.

Untuk Kecamatan Nguntoronadi, hujan dan angin mengakibatkan longsor lahan di hutan Gunung Pegat. Selain itu, pohon tumbang mengakibatkan lalu lintas jalan raya Wonogiri-Baturetno terjadi kemacetan.

Atas bencana tersebut, Bambang mengatakan khusus jalan raya yang mengakibatkan kemacetan telah dilakukan pemulihan.

“Sedangkan rumah yang tertimpa pohon sudah dilakukan pemulihan oleh warga masyarakat, relawan, personil TNI, Polri dan BPBD,” kata Bambang.

Camat Nguntoronadi Endrijo Raharjo mengatakan bahwa semua sumber daya manusia baik dari anggota BPBD, TNI-Polri, sukarelawan dan warga setempat dikerahkan untuk melakukan proses evakuasi pohon tumbang di permukiman warga yang terdampak.

Sementara itu untuk  proses evakuasi tanah longsor dan pohon tumbang di kawasan Gunung Pegat telah selesai dilakukan. Sehingga pada hari Senin, difokuskan untuk penanganan atau evakuasi pohon tumbang yang menimpa rumah warga.

Endriyo menjelaskan rumah warga dan kendaraan yang tertimpa pohon akibat angin kencang di 11 desa dan kelurahan cukup banyak.

“Masih dalam proses pendataan. Bahkan pada Minggu, listrik di daerah tersebut sempat padam. Kami belum memikirkan bantuan dulu, yang penting semua kerja bakti membersihkan permukiman terdampak,” katanya.

Kerugian masih di data, namun diprediksi kerugian bisa mencapai ratusan juta. Karena pohon tumbang tersebut menimpa rumah warga.

“Untuk Hewan peliharaan warga tidak ada yang menjadi korban. Namun ada satu warga Nguntoronadi yang menjadi korban dalam bencana alam tersebut,” kata Endriyo.

Diberitakan sebelumnya, ada warga Nguntoronadi yang meninggal dunia tertimpa pohon ambruk akibat hujan deras dan angin kencang pada Minggu (31/1) lalu. Saat itu korban tengah mengendarai sepeda motor dari sawahnya.