Grobogan - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Slamet Widodo mengatakan, sekitar 525 orang tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Grobogan batal mendapatkan suntikan vaksin virus Corona atau COVID-19.
Batal dan tertundanya nakes mendapatkan suntikan vaksin Sinovac COVID-19 lantaran berbagai alasan, mulai dari kondisi kesehatan kurang baik penyakit penyerta maupun nakes yang sempat terpapar COVID-19.
Seperti diketahui, sebelumnya terdapat nakes yang tertunda mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 lantaran sedang menderita pilek atau tensi tinggi, dan sedang hamil.
Hal ini menurutnya lantaran tenaga kesehatan di Grobogan tersebut didominasi oleh perempuan. Sementara nakes yang gagal divaksin karena pernah terpapar virus Corona yang menurutnya cukup banyak.
“Yang jelas nakes yang divaksin jadi 4.133. Untuk nakes yang tertunda ada 511, tapi kemudian dipantau kemudian ada terinisiasi hanya sekitar 225. Kemudian yang batal sekitar 525, batal alasanya tadi,” jelas Slamet Widodo, Senin (8/2).
Slamet menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan untuk vaksinasi tahap selanjutnya yang dijadwalkan pendataan sekitar 4 hari.
“Saat ini kita melakukan pendataan di pelayanan publik TNI, Polri, DPRD, kejaksaan, OPD, ASN, guru tokoh masyarakat. Kita berharap empat hari ini sudah selesai pendataan,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Grobogan tersebut mengungkapkan, dirinya sempat tertunda mendapatkan suntikan vaksinasi, lantaran mengalami tensi tinggi, sehingga pihaknya mendapatkan suntikan vaksin seusai tensinya kembali normal.
“Saya kan untuk hari pertama tensinya 150, kemudian pada hari berikutnya 140. Kemudian saya divaksin. Dan besok saya divaksin untuk yang kedua,” ungkapnya.