Batang - Masa pandemi COVID-19 yang melanda tahun 2020 tidak terlalu berdampak terhadap investasi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Pandemi ini malah justru menjadikan Kabupaten Batang masuk dalam peringkat pertama di Jawa Tengah dengan nilai investasi mencapai Rp9.082.784.523.841 atau 1.753,01 persen dari target Rp1 triliun.
Hal tersebut berdasarkan data realisasi Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) oleh perusahaan yang tercatat di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Batang.
Kepala DPMPTSP Kabupaten Batang, Sri Purwaningsih mengatakan, dampak pandemi memang dirasakan namun tidak berlangsung lama di Kabupaten Batang.
“Memang pada awal pandemi COVID-19 investasi di Batang agak terganggu. Tapi setelah adanya kebijakan Pemerintah Pusat dengan adaptasi kebiasaan baru ada kenaikan investasi, hingga Desember 2020 nilainya capai Rp9 triliun,” kata Sri Purwaningsih saat ditemui di kantor, Kabupaten Batang Senin (15/2).
Ia menyebutkan, dari nilai total investasi tersebut ada sebanyak 64 investasi baru dari Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) dan 1 Penanam Modal Asing (PMA).
Dengan menyerap tenaga kerja laki-laki sebanyak 891 orang dan Perempuan sebanyak 67 orang.
Ia pun merinci sejak tahun 2017 sampai dengan 2020 total tenaga kerja yang terserap sudah mencapai 11.930 orang, yakni tahun 2017 sebanyak 934 tenaga kerja, 2018 terserap 7.286 orang, 2019 terserap 1.554 orang dan 2020 mampu menyerap tenaga kerja 2.156 orang.
“Ini artinya, visi misi Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Batang Suyono yang membuka lapangan kerja 10 ribu sudah terlampaui sebelum masa periode 2017-2022 barakhir,” jelasnya.
Dijelaskannya, situasi yang kondusif, guyub rukun, dan perizinan yang transparan,akuntabel yang sesesuai perundan- undangan mampu menciptakan iklim investasi yang nyaman bagi investor.
“Guyub rukun, perizinan transparan akuntabel cepat mudah dan sederhana menjadi fokus Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Suyono dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif,” katanya.
Tidak hanya itu, Bupati Batang Wihaji juga menginisiasi Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang berada di Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, yang kini ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo jadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
“KITB memang dipersiapkan oleh negara sebagai tempat investor asing yang diharapkan mampu menjadi ekosistem ekonomi guna pulihkan perekonomian di masa pandemi COVID-19,” tandasnya.
Ia menambahkan, dari hasil kunjungan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pada Minggu (14/2/2021) kemarin menyatakan sudah ada tiga perusahaan besar yang positif investasi di KIT Batang yakni LG, KCC Glass, dan Wavin dengan nilai investasi capai seratus triliun.
“Selain KIT Pemkab Batang juga menyiapkan kawasan industri yang berada di Kecamatan Tulis yaitu Desa Sigayung, Kenconorejo, Semboja, Wringingintung dan Desa Simbangjati dengan luasan lahan mencapai 815,77 hektare,” ujar dia.