Waduk Pidekso Wonogiri Diklaim Tahan Gempa hingga 8 SR

Wonogiri - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo mengklaim Waduk Pidekso yang dibangun di wilayah Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, dirancang tahan gempa hingga kekuatan 8 skala Richter (SR) dan tahan terhadap berbagai bencana. Demikian disampaikan Kasi Bendungan BBWS Bengawan Solo, Khoirul Murod, saat digelar Konsultasi dan Sosialisasi RTD Bendungan Pidekso di Ruang Giri Manik Kompleks Sekretariat Daerah Kabupaten Wonogiri, Selasa (16/2).

“Konstruksi bendungan sudah didesain dan diperhitungkan sedemikian rupa untuk menahan kondisi-kondisi yang bisa memicu terjadinya bencana dan diperkirakan mampu bertahana hingga 50 tahun. Selain itu, bendungan tersebut juga dirancang dengan konstruksi yang mampu bertahan meskipun diguncang gempa bumi hingga 8 SR. Apabila terjadi gempa bumi, petugas akan segera memeriksa apakah ada keretakan pada badan bendungan. Jika ada segera dilakukan perbaikan,” katanya.

Meski begitu BBWS Bengawan Solo tetap menyusun Rencana Tindak Darurat (RTD) di Desa Pidekso. Hal tersebut  untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Khoirul mengatakan ada beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya bencana di bendungan Pidekso, antara lain hujan badai, gempa bumi, puting beliung dan sabotase. Sebagai bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan, masyarakat bisa berperan serta dalam mengamankan bendungan.

BBWS Bengawan Solo sudah memetakan desa yang terdampak jika terjadi banjir akibat keruntuhan bendunga. Ada 20 desa di tiga kecamatan yang terdampak dengan luas area genangan banjir bisa mencapai 3.967 hektare.

Adapun Desa terdampak banjir jika terjadi keruntuhan Waduk Pidekso meliputi Desa Balepanjang, Baturetno, Glesungrejo, Gambiranom dan Watuagung di Kecamatan Baturetno. Kemudian Desa Bulurejo, Bumiharjo, Gedongrejo, Giriwoyo, Ngancar, Pidekso, Sejati, Selomarto, Sendangagung, Sirnoboyo, Tawangharjo, Tukulrejo di Kecamatan Giriwoyo. Kemudian Kecamatan Eromoko ada tiga desa yakni Baleharjo, Minggarharjo, dan Tegalharjo

“Warga diminta melapor kepada petugas jika melihat hal-hal yang mencurigakan, seperti terjadinya rembesan atau amblesan pada tubuh bendungan dan naiknya air tanah. Masyarakat juga diharapkan untuk menjaga kebersihan lingkungan, mendukung penghijauan dan tidak membuang sampah di sungai dan waduk,” imbuhnya.

Sementara itu, progres pembangunan Waduk Pidekso sudah mencapai 80% pada Desember 2020 lalu dan ditargetkan selesai pada tahun ini.

Waduk Pidekso dirancang supaya bisa mengaliri saluran irigasi untuk 1.500 hektare lahan, menyuplai 300 liter per detik air baku, mereduksi banjir 261,2 m3/detik, konservasi tanah dan kawasan pariwisata.