Di Tengah Kelangkaan, KWT Legumer Tanah Datar Panen Bawang Putih

Tanah Datar - Kelompok Wanita Tani (KWT) Legumer panen bawang putih di Jorong Gunung Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Sabtu (8/2).

Dalam sambutannya, Ketua KWT Legumer Delmafita menyampaikan terima kasih atas bantuan bibit dari pemerintah provinsi.

"Alhamdulillah hari ini kami bisa panen 1/4 hektar dari 3 hektar lahan, untuk itu kami menyampaikan terima kasih atas bantuan bibit dan bimbingan di lapangan baik dari pemerintah provinsi maupun kabupaten Tanah Datar," sebut Delmafita.

Sementara itu, Kadis Pertanian Yulfiardi menyampaikan, Tanah Datar mendapat alokasi bantuan bibit bawang putih untuk 125 hektar.

"Penanaman bawang putih dengan nama varietas Lumbu Hijau waktunya bervariasi mulai dari Oktober kemarin dan sampai saat ini sudah panen sekitar 40 hektar. Mudah-mudahan program ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Tanah Datar yang mayoritas petani serta berdampak terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah," terang Yulfiardi.

Yulfiardi juga berharap adanya bantuan bibit spesifik Tanah Datar lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Di kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan, saat ini mulai terjadi kelangkaan bawang putih akibat penghentian sementara impor berbagai komoditi dari China akibat merebaknya virus Corona.

"Ini adalah tindak lanjut dari kunjungan kita ke Pasar Raya Padang kemarin, terkait dengan adanya kelangkaan dan kenaikan harga bawang putih yang biasanya Rp28 ribu, sekarang menjadi Rp50 ribu. Kemungkinan akan terus meningkat (harga)," kata Nasrul Abit.

Provinsi Sumatera Barat, ujarnya, sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat dalam hal ini ke Kementerian Pertanian untuk meminta tambahan pasokan.

"Karena jika memang ada kelangkaan atau kenaikan harga bawang putih, maka dipersilakan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membuat dan melayangkan surat. Yang mana, ujungnya nanti akan ada dropping pasokan tambahan," ujar Nasrul.

Selain itu, Wagub juga mengatakan sudah saatnya masyarakat bertani tidak sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi sudah berorientasi ekonomi, mempertimbangkan untung dan rugi.

"Jika tidak untung, alihkan ke tanaman lain," pungkasnya.