Pemkab Wonogiri Tiadakan Mudik Gratis Tahun Ini

Wonogiri - Pemerintah Kabupaten Wonogiri secara resmi meniadakan program mudik gratis bagi para perantauan pada momen Idul Fitri 2021. Kebijakan itu diputuskan setelah pemerintah pusat resmi mengeluarkan larangan mudik Lebaran 2021 bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Jumat (26/3), terkait larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.

Dengan begitu, Pemkab Wonogiri sudah tidak melakukan program mudik gratis selama dua kali, yakni pada 2020 dan 2021. Pada 2020, program mudik gratis ditiadakan karena anggaran yang diambilkan dari APBD diperuntukkan untuk refocussing pandemi COVID-19. Mudik gratis biasanya diperuntukkan bagi kaum boro di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

"Karena pemerintah pusat melarang mudik, secara otomatis mudik gratis yang biasa diselenggarakan menjelang Hari Raya Idul Fitri ditiadakan," kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo.

Ketika ditemui di area Sekretariat Daerah Wonogiri, Senin (29/3/2021), Bupati mengatakan, program mudik gratis kali pertama diadakan oleh Pemkab Wonogiri pada 2016 lalu dan berlanjut pada setiap tahun berikutnya. Program itu diadakan atas dasar banyaknya warga Wonogiri yang merantau di kota-kota besar, khususnya wilayah Jabodetabek.

"Tidak semua perantau sukses dan ekonominya bagus. Maka program itu menyasar kepada warga kami di perantauan yang ingin pulang ke kampung halaman namun secara ekonomi masih kurang mampu. Itu solusi yang kami berikan untuk mereka. Kami harapkan kondisinya bisa segera normal, sehingga program itu bisa dijalankan kembali," ungkap dia.

Bupati mengatakan, pelarangan mudik harus dimaknai sebagai suatu inisiasi untuk mencegah adanya peningkatan kasus COVID-19, sehingga kebijakan itu tidak perlu dijadikan perdebatan.

Dalam pelarangan mudik Lebaran, Bupati akan berkomunikasi dengan para paguyuban perantau Wonogiri di kota-kota besar. Pihaknya akan memberikan imbauan secara non formal kepada para paguyuban.

"Kami akan berupaya membangun pemahaman bagi para kaum boro. Pemahaman itu dilakukan secara edukatif, bukan secara instruktif. Kami edukasi dengan mengkomparasikan data COVID-19 di Wonogiri. Sebagian besar kasus positif di Wonogiri bermula dari klaster perjalanan," kata bupati.