Diskominsa Aceh Gelar Acara 'Ngopi' Bahas Program Vaksinasi

Takengon – Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Diskominsa) Aceh menggelar acara dialog santai bertajuk ‘Ngopi’ (Ngobrol Seputar Opini) untuk membahas soal vaksinasi COVID-19 di Hotel Grand Bayu Hill, Takengon, Aceh Tengah, Rabu (31/3).

Acara ‘talk show’ yang mengangkat tema “Aceh Tengah Siap Vaksin” ini diikuti sekitar 40 orang peserta dari berbagai kalangan seperti Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), organisasi mahasiswa, organisasi kepemudaan dan awak media.

Menghadirkan narasumber dari Danas Kominsa Aceh, Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Aceh Tengah, anggota Komisi 1 DPRA, Majlis Permusyawaratan Ulama (MPU) dan KNPI Aceh Tengah, acara ini juga disiarkan secara langsung oleh dua radio swasta yaitu Djati FM Banda Aceh dan Amanda FM Takengon.

Dibuka oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Aceh Tengah Khairuddin, acara ‘Ngopi’ yang baru pertama kali digelar di Aceh Tengah ini, merupakan terobosan jajaran Kominfo untuk terus berperan aktif mensosialisasi dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan COVID-19.

Dalam kesempatan itu, Khairuddin menyampaikan rasa terima kasih atas prakarsa Dinas Kominsa Aceh mengelar acara ini di Takengon. Dia juga mengapresiasi antusias peserta yang hadir melebihi kuota undangan, ini menunjukkan bahwa masyarakat Aceh Tengah cukup antusias untuk mendukung upaya pemerintah melaksanakan program vaksinasi di daerah ini.

“Terima kasis kepada rekan-rekan yang sudah berkenan hadir dalam kesempatan ini, ini acara kita bersama untuk mendukung program pemerintah dalam upaya menghentikan wabah covid, tentunya dukungan dari rekan-rekan sekalian akan sangat menentukan keberhasilan program ini di daerah kita, tentunya kita sama-sama berharap pandemi ini segera berakhir” ungkap Khairuddin yang akrab disapa Pak Yoes ini, Rabu (31/3).

Sementara itu, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominsa Aceh Zalsupran, mewakili jajaran Kominfo dalam dialog tersebut menyoroti masih banyaknya hoax di media sosial yang baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi opini negatif masyarakat tentang program Vaksinasi ini. Akibat opini negatif ini, banyak kalangan masyarakat yang merasa ragu untuk divaksin, padahal menurut pangalaman Zalsupran sendiri yang sudah dua kali divaksin, vaksinasi ini tidak berefek apapun. Untuk itu Zal meminta partisipasi semua elemen untuk ikut berperan aktif memberikan penjelasan dan motivasi kepada masyarakat, bahwa program vaksinasi ini aman.

“Saya sudah dua kali menerima vaksin ini, dan Alhamdulillah tidak merasakan efek negatif apapau, sehingga saya yakin bahwa vaksin ini aman, yang tidak aman itu adalah hoaxnya, untuk itu menjadi kewajiban kita untuk memerangi hoax tentang vaksinasi ini,” ungkap Zalsupran.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Aceh Tengah Yunasri menekankan bahwa vaksin Sinovac sudah diuji secara klinis dan dinyatakan aman untuk digunakan.

"Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk menghentikan wabah yang berlangsung lebih dari setahun ini dan sudah menguras anggaran negara untuk mencegah penyebarannya," ujarnya.

Mengenai ketersedian vaksin, Yunasri mengakui masih terbatas dan tergantung alokasi dari pusat, itulah sebabnya vaksinasi di daerah ini dilaksanakan dengan skala prioritas bagi kalangan masyarakat yang dinilai rentan tertular seperti para tenaga medis, pelayan publik dan sebagainya.

Namun demikian, jika nantinya seluruh masyarakat ikut divaksin, Yunasri menjamin bahwa vaksin ini aman.

“Kami para tenaga medis sudah membuktikan bahwa vaksin ini aman, dan secara medis vaksin ini juga sudah memenuhi persyaratan sebagai sarana untuk meningkatkan imun tubuh sehingga tidak mudah terinfeksi oleh COVID-19. Kami dari Satgas sangat berkepentingan agar pandemi ini segera berakhir, salah satunya melalui program vaksinasi ini, meskipun daerah kita masuk kategori resiko rendah, tapi kewaspadaan harus selalu kita tingkatkan,” pinta Yunasri.

Dari kalnagna ulama, Tgk. Amri Jalaluddin yang merupakan Plt Ketua Majlis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tengah menyatakan bahwa MUI sudah mengeluarkan fatwa tentang vaksin ini. Artinya para ulama membolehkan digunakannya vaksin ini sebagai salah satu ikhtiar untuk menghentikan wabah covid ini.

“Majelis Ulama Indonesia sudah mengeluarkan fatwa tentang dibolehkannya penggunaan vaksin ini, ini tidak main-main, karena fatwa ini dipertanggung jawabkan dihadapat Allah nantinya, jadi tidak mungkin MUI mengeluarkan fatwa tanpa pertimbangan dan kajian mendalam, untuk itu kami dari MPU Aceh Tengah juga terus mengambil peran untuk membantu pemerintah dalam mensosialisasikan program vaksinasi ini, karena kami menilai bahwa ini untuk kemaslahatan masyarakat,” papar Amri.

Sementara dari kalangan pemuda yang diwakili oleh Ketua KNPI Aceh Tengah Edy Gunawan menyatakan kesiapan para pemuda untuk mendukung program vaksinasi ini.

“Kita siap untuk mendukung program vaksinasi ini, karena kami melihat bahwa pandemi covid ini sudah merusak tatanan ekonomi, sosial bahkan keagamaan, untuk itu kita sangat mendukung upaya agar wabah ini segera berakhir dan kondisi kita bisa segera normal kembali,” ungkap Edy.

Sedangkan seorang Legislator dari DPRA, Bardan Sahidi yang juga turut hadir dalam acara ‘Ngopi’ ini juga menyampaikan bahwa untuk mencegah penyebaran bahkan menghentikan pandemi COVID-19 ini, perlu gerakan terintegrasi yang harus terslebih dahulu dososialisasikan kepada masyarakat, agar masyarakat faham dan mengerti bahwa program ini adalah salah satu upaya untuk melindungi mereka dari wabah

Dia juga menambahkan, meski program vaksinasi sudah mulai berjalan, namun penerapan prokes juga harus tetap dipertahankan dan itu butuh keteladanan dari para tokoh figur seperti pejabat, politikus, ulama, tokoh masyarakat dan juga komunitas pemuda.

Acara yang berlangsung secara santai itu semakin terlihat seru dengan keterlibatan para peserta dalam dialog interaktif yang dipandu oleh dua orang presenter dari Radio Djati FM Banda Aceh ini. Selain melibatkan peserta yang berada di ruangan, dialog ini juga melibatkan pendengar dari berbagai kota seperti Banda Aceh, Sabang, Takengon dan Bener Meriah yang dapat mengakses acara ini melalui radio dan ikut berinteraksi melalui telepon.