Masyarakat Wonogiri Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Akhir April

Wonogiri - Masyarakat Wonogiri diharapkan selalu meningkatkan kewaspadaan bencana karena cuaca ekstrem di Kabupaten Wonogiri diprediksi masih terus berlangsung hingga akhir April.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri Bambang Haryanto, Senin (5/4), menuturkan bahwa Kabupaten Wonogiri merupakan wilayah yang berpotensi rawan cuaca ekstrem.

"Kalau berdasarkan buletin, cuaca ekstrem ini akan berlangsung hingga pekan ketiga April. Tapi juga bisa berubah, karena saat ini cuaca tidak bisa diprediksi secara pasti," ungkap dia.

Cuaca ekstrem ditandai dengan adanya sejumlah bencana yang terjadi di Wonogiri akhir-akhir ini. Pada Jumat (2/4), terjadi banjir dan tanah longsor di enam kecamatan di Wonogiri. Yakni Jatisrono, Jatiroto, Jatipurno, Sidoharjo, Nguntoronadi dan Kismantoro.

Sementara pada Minggu (4/4), terjadi hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang di Kecamatan Pracimantoro. Akibatnya, sejumlah pohon tumbang menghalangi jalan dan mengenai kabel saluran listrik. Selain itu ada rumah yang tertimpa pohon jati. Hal itu seperti disampaikan oleh Camat Pracimantoro, Warsito, saat dihubungi, Minggu malam.

"Tadi malam [Minggu malam] kan juga masih hujan deras disertai angin, itu menandakan cuaca ekstrem masih berlangsung. Diprediksi cuaca ekstrem di Wonogiri berlangsung hingga akhir April," kata Bambang.

Menurut Bambang, kaitannya cuaca ekstrem dengan bencana tanah longsor tergantung kontur tanah. Jika tanah terjadi rekahan, otomatis terjadi kejenuhan. Jika hujan berhenti tapi tanah tidak kunjung kering dan terus basah, maka bisa memicu longsor. Maka antisipasinya, masyarakat dan khususnya sukarelawan Desa Tangguh Bencana (Destana) didorong untuk menyiapkan kewaspadaan.

Sementara itu, lanjut Bambang, penyebab banjir ada dua, karena alam dan ulah manusia. Banjir karena alam disebabkan curah hujan tinggi. Sedangkan ulah manusia erat kaitannya dengan perubahan bentuk sungai, mulai dari penyempitan hingga pendangkalan sungai.

Ia menuturkan salah satu penyebab penyempitan sungai adalah aktivitas pemanfaatan lahan sekitarnya. Biasanya di sepanjang kawasan sungai bagian pinggir ditanami tumbuhan sehingga secara otomatis memicu perubahan bentuk sungai.

"Intinya kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana. Meksipun cuaca ekstrem diprediksi hingga akhir April, namun masih bisa berubah. Karena cuaca ini juga dipengaruhi oleh fenomena La Nina," kata Bambang.