Cerita Indonesia: Nilai Toleransi Singkawang

Singkawang – Mengingat kembali sejarah perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam menyetarakan kesempatan memperoleh pendidikan antara pria dan wanita pada masa kolonial Hindia Belanda. Pada masa itu, memiliki status sebagai orang yang berpendidikan adalah sebuah hak istimewa dan bergengsi.

Menerjang batasan budaya, Kartini beremansipasi agar perempuan Indonesia memiliki hak dan derajat yang sama dalam memperoleh pendidikan. Ia menuangkan pandangannya melalui tulisan-tulisan yang kemudian dibukukan dalam Habis Gelap Terbitlah Terang.

Hingga kini, tulisan tangannya terus menjadi inspirasi bagi banyak perempuan yang memperjuangkan kesetaraan dan persamaan derajat dalam berbagai hal. Sumbangan pikiran inilah yang menjadi acuan perempuan Indonesia dalam menorehkan karyanya bagi bangsa dan negara.

Memperingati hari Kartini, Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie berkesempatan diwawancara khusus dengan Media IDN Times yang disiarkan langsung melalui media sosial instagram dalam program cerita Indonesia, Rabu (21/4).

Wawancara khusus tersebut mengangkat tema “Salam Ramadan” IDN Times. Ia dipilih menjadi sosok wanita yang menginspirasi karena telah berhasil membawa nama kota Singkawang sebagai kota ter-Toleran se-Indonesia.

Kehidupan multietnis kota Singkawang terdiri dari tiga etnis terbesar, yaitu Tionghoa, Melayu, Dayak. Selain tiga etnis terbesar tersebut, terdapat etnis-etnis lainnya yang juga berkehidupan di Singkawang. Nilai toleransi ini pun tergambar dari perayaan-perayaan hari besar terkait kebudayaan yang dihiasi sesuai dengan perayaannya, seperti Perayaan Idul Fitri, Perayaan Natal, serta Perayaan Imlek dan Cap Go Meh.

“Saya sangat mengapresiasi keberadaan kepala-kepala adat di kota Singkawang yang terlebih dahulu memberi contoh penerapan toleransi budaya dan antar umat beragama. Hal ini tentunya sejalan dengan visi-misi Pemerintah kota Singkawang yang menginginkan terwujudnya suasana toleransi ini,” ujarnya.

Selain perayaan yang beragam, kehidupan multietnis ini juga tergambarkan dalam rupa-rupa olahan makanan tradisional, seperti bubur pedas, choi pan, lemang, tempoyak, dan masih banyak lagi. Kuliner tradisional khas kota Singkawang ini juga begitu dinikmati baik masyarakat lokal maupun wisatawan.

Olahan-olahan makanan ini tidak terlepas dari tangan seorang perempuan. Selain urusan dapur, perempuan juga memiliki peranan penting lainnya yang turut menunjang pertumbuhan dan perkembangan perekonomian serta kesejahteraan kota, misalnya dalam lingkup rumah tangga, pertanian, perkebunan dan politik.

Tjhai Chui Mie mengungkapkan meski tidak terjun langsung di dunia Politik, ibu-ibu rumah tangga juga memiliki peranan penting dalam lingkungan rumah tangga. Baginya, secara tidak langsung peranan ini pun adalah sebuah peranan yang bisa mendukung kesejahteraan kota dalam lingkup rumah tangga.

“Beberapa program yang Ibu-ibu kota Singkawang lakukan ada di ranah perkebunan, pertanian, dan lain-lain. Bahkan dalam lingkup rumah tangga, Ibu-ibu kota Singkawang yang mempercantik halaman rumahnya dengan tanaman hias dapat membangkitkan kedamaian. Saya percaya sekecil apapun skala programnya pasti memiliki potensi-potensi yang baik dikedepannya.” ujarnya.

Pada masa pandemi ini, tren berkebun sangat dirasakan manfaatnya. Bercocok tanam dipercaya bermanfaat untuk kesehatan mental yang dapat menghilangkan penat dan stress. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan momen ini untuk menambah dan menggali sumber penghasilan.

Bicara peranan perempuan dalam dunia Politik, Ia menilai peranan perempuan sangat penting dan berpengaruh demi pembangunan yang lebih baik. Ia pun mendorong dan menyemangati perempuan Indonesia untuk tetap bersemangat dalam mengerjakan visi-misi hidupnya.

“Mungkin pada awalnya akan ada rasa takut terhadap kemungkinan-kemungkinan intimidasi yang bisa saja terjadi. Namun ketika seorang perempuan berfokus pada tujuan, saya percaya hal tersebut bukanlah sebuah hambatan melainkan penyemangat dalam menjalankan tujuan kita.” jelasnya.

Dalam menjalani proses kehidupan pastinya menghadapi berbagai hambatan dan tantangan, terutama saat ingin menggapai impian. Baginya, tantangan-tantangan itu ada untuk memotivasi dan peluang untuk terus berprestasi.