Kronologis Biawak Air Masuk Area Check in Bandara Komodo

Labuan Bajo - Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Lukita Awang menjelaskan Kronologis Biawak Air (Varanus salvator) masuk ke area check in bandara komodo, hari ini Kamis (29/4).

"Kejadian yang terjadi pada hari ini, biawak air tersebut pertama kali terlihat di sekitar areal ground and handling. Petugas mengusir menjauh tetapi biawak tersebut masuk ke area check in bandara," ungkap Kepala BTNK Lukita Awang seperti disebutkan dalam press realese BTNK, Kamis (29/4).

Dijelaskannya, berdasarkan laporan petugas di Bandara Komodo, biawak air terkadang terlihat di areal sekitar bandara. Setiap kemunculannya di sekitar areal terminal Bandara, petugas selalu mengusir dan menghalaunya untuk menjauh.

"Namun, biawak yang masuk ke area check in bandara secara sigap langsung diamankan oleh petugas dan biawak tersebut langsung dilepasliarkan kembali ke semak-semak belukar yang ada di bagian belakang Bandara Komodo," jelasnya.u

Ia menjelaskan berdasarkan penelitian Aufenberg tahun 1969-1971, selama ini diketahui bahwa selain di Taman Nasional Komodo, satwa komodo juga tersebar di daratan Pulau Flores di bagian pesisir Pantai Barat dan Pantai Utara, termasuk di utara Labuan Bajo hingga daerah Bari.

Namun, lanjut Lukita berdasarkan penelitian oleh Claudio Ciofi pada tahun 1990-an, diperkirakan komodo sudah tidak terdapat lagi di daerah Labuan Bajo.

Hal ini diperkuat juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar KSDA NTT bekerjasama dengan Yayasan Komodo Survival Program, bahwa di pesisir barat pulau Flores pada tahun 2016-2019 komodo hanya tersisa di Cagar Alam Wae Wuul sampai Tanjung Karita Mese (Desa Nanga Bere) di bagian barat daya pulau Flores dan di Pulau Longos.

"Sedangkan di Bagian Utara pulau Flores, satwa komodo masih bisa ditemui di daerah Pota hingga Riung," ungkapnya

Selain komodo, Lukita menegaskan bahwa di Pulau Flores juga terdapat jenis biawak lainnya, yaitu Biawak Air (Varanus salvator), jenis biawak ini relatif cukup banyak dan mudah ditemui pada hampir seluruh daratan Flores bahkan di sekitar pemukiman penduduk, karena jenis biawak ini dapat beradaptasi dengan kehadiran manusia.

"Perbedaan komodo dan biawak air yang paling jelas adalah dari ukurannya, biawak air berukuran lebih kecil dari komodo, biawak air biasanya tidak akan lebih dari 2 meter panjangnya dengan berat tubuh maksimal hanya sekitar 20 kg, sedangkan komodo bisa mencapai 3 meter dengan berat tubuh bisa mencapai 100 kg," jelas Kepala BTNK

Selanjutnya meskipun anakan biawak air dan komodo hampir sama warnanya, tetapi pada saat dewasa, biawak air akan berwarna hitam, dengan pola corak berwarna kuning, sedangkan komodo berwarna coklat dengan sedikit saja bintik kuning di bagian leher dan muka.

"Perbedaan lain yang cukup mencolok adalah dari bentuk moncong yang relatif lancip pada biawak air, sedangkan komodo relatif lebih tumpul. Selanjutnya perbedaan juga tampak dari warna lidahnya, lidah biawak air berwarna hitam sedangkan lidah komodo berwarna kuning," pungkas Lukita Awang.