Bupati Muda Ajak Warga Perkuat Upaya Pencegahan COVID-19 dengan 'Kepong Bakol’

Kubu Raya - Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengajak dan mengingatkan kepada semua warga di seluruh penjuru desa untuk tidak lengah dan jangan menganggap remeh penyebaran COVID-19, karena saat ini justru muncul varian baru terdeteksi yang jauh lebih membahayakan dan mematikan.

“Apalagi kejadian terakhir di India yang mana virus ini sempat mengalami penurunanan, namun beberapa pekan terakhir di negara itu secara masif terjadi lonjokan dratis dan bahkan banyak menimbulkan kematian yang luar biasa. Saya mendengar virus Covid varian baru ini sudah masuk ke Indonesia dari beberapa titik dan sudah ada beberapa kejadian yang terdeteksi virus itu merupakan varian baru yang mematikan," kata Bupati Muda Mahendrawan di ruang kerjanya, Jumat (7/5).

Bupati Muda menuturkan, menghadapi situasi menjelang hari raya Idul Fitri 1442 H dan kejadian di India sendiri itu dikarenakan adanya hari keagamaan, yang mana semua warga di sana ber-euphoria dan berkumpul luar yang luar biasa berkerumun, mandi bersama di Sungai Gangga dan di semua tempat yang menjadi titik kumpul serta tidak menerapkan protokol kesehatan karena merasa pandemi COVID-19 sudah bisa ditaklukan, padahal justru kondisi inilah menjadi kelengahan masyarakat di sana (India), sehingga akhirnya kondisi itu menjadi bencana yang luar biasa berlipat ganda dampaknya.

“Untuk itu kita di Kubu Raya, yang mana kita tahu kalau daerah ini cukup rentan, mengingat banda berada di Kubu Raya sebagai pintu masuk melalui jalur udara dan kita juga berada di hinterland Ibukota Provinsi Kalbar Kota Pontianak yang memiliki kepadatan penduduknya sangat tinggi dan juga di Kubu Raya cukup besar penduduknya sebanyak 610 ribu jiwa hari ini. selain itu, kita juga menjadi pintu masuk di berbagai daerah melalui jalur darat di jalan Trans Kalimantan," ujarnya.

Selain jalur udara dan jalur darat, Muda menambahkan, Kubu Raya juga menjadi pintu masuk dari berbagai daerah melalui sungai dengan melewati tiga pintu muara, diantaranya muara Kapuas, muara Kubu dan Muara Kakap. Dengan kondisi itu, tentunya daerah ini akan menjadi sangat berdampak sekali, sehingga semua warga diminta bener-benar lebih memperkuat upaya bisa mencegah ini dengan strategi ‘kepong bakol’ yang selalu kita gaungkan dari sejak tahun lalu.

“Sejak pandemi COVID-19 hadir pada bulan Maret tahun lalu, kita langsung membangun namanya strategi ‘gepong bakol’, dengan tujuan agar semuanya bergerak, mulai dari desa-desa yang saat itu langsung membentuk gugus tugas, selain itu, RT, RW, dusun dan keder-kader kesehatan bersama Bhabinkamtibmas, Babinsa serta semua elemen, termasuk Satpol PP, Dinas Perhubungan dan jajaran Dinas Kesehatan terutama yang mereka semua berada di garis terdepan bersama warga untuk mendeteksi dan melakukan upaya monitoring secara ketat terhadap protokol kesehatan," tuturnya.

Muda menceritakan, sejak COVID-19 ini muncul, Kubu Raya langsung menggaungkan pembuatan masker kain secara masif di kampung-kampung dengan tagline ‘Maskerku Pakainku’, tentunya semua itu sebagai upaya pemda untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar masker inilah yang menjadi Alat Pelindung Diri (APD) setiap masyarakat.

“Dengan masker ini tentunya kita menginginkan agar semua masyarakat bisa saling melindungi, apabila kita bisa bersama-sama tetap patuh dengan memakai masker. Alhamdulillah, melalui tagline ‘Maskerku Melindungimu dan Maskermu Melindungiku, kesadaran masyarakat Kubu Raya di seluruh penjuru pelosok kampung sadar yang patuh memakai masker yang dibagikan pemerintah daerah secara masif sejak tahun 2020 lalu. Tentunya dengan memakai masker, akan meminimalisi proses penyebaran virus ini," jelasnya.

Menurut bupati Muda, pada prinsipnya yang bisa memutuskan mata rantai dan yang berjuang paling terdepan terhadap penyebaran COVID-19 itu adalah masyarakat itu sendiri, sedangkan pemerintah bersama jajaran TNI/Polri dan semua pihak itu hanya bersifat menavigasi, agar semuanya bisa melakukan upaya untuk pengendalian dan pencegahan, namun pengendalian dan pencegahan itu tidak akan bisa sukses dilakukan jika tidak ada partisipasi dan kesadaran yang tinggi dari masyarakat sendiri.

“Bagaimanapun pergerakan masyarakat, baik itu pertemuan, kerumunan dan juga hal-hal yang sifatnya tidak mentaati protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, tentunya hal inilah yang akan berpengaruh besar. Saya ingin mengingatkan kembali bahwa mulai dari komunitas paling terbawah dan terkecil yaitu rumah tangga, agar setiap rumah tangga berusahalah memetakan kelaurga intinya agar jangan sampai terjangkit ke rumah tangga atau anggota keluarga kita," imbuhnya.