Pemkab Natuna Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19 Usai Libur Lebaran

Natuna - Pemerintah melalui Tim Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Natuna kembali memperingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai lonjakan kasus COVID-19 usai libur Lebaran.

Hal ini ditekankan Pemerintah Kabupaten Natuna saat rapat koordinasi di ruang rapat kantor gubernur, Senin (17/5).

Plh Bupati Natuna sekaligus Ketua Satuan Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Hendra Kusuma menjelaskan, Kabupaten Natuna harus kembali bekerja keras untuk menghentikan rantai penyebaran virus corona, mengingat lonjakan angka kasus positif terus meningkat usai libur Lebaran.

“Saya sengaja meminta rapat dengan segera, karena berpikir kondisi COVID-19 di Natuna sudah sangat mengkhawatirkan karena zona merah akibat lonjakan kasus COVID-19," ujarnya.

Selain itu, Hendra juga mengajak seluruh pihak yang namanya telah ditunjuk dalam Satgas COVID-19 untuk kembali andil dan berpartisipasi sesuai dengan tugasnya masing-masing.

"Saya melihat ada komunikasi yang terputus antara beberapa pihak sehingga kinerja kita menjadi tidak maksimal. Untuk itu dalam rapat koordinasi ini saya ingin Kembali mengajak semua pihak yang terkait untuk Kembali bersatu dalam penghentian penyebaran virus COVID-19. Tugas yang telah diberikan pimpinan adalah satu kehormatan yang harus kita jalankan," ujar Hendra.

Hendra juga berharap seluruh masyarakat dapat terus mematuhi protokol kesehatan serta melakukan pengawasan terhadap lingkungan di sekitar jika ditemukan orang dengan gejala yang mencurigakan.

“Saya kembali mengimbau agar seluruh yang hadir tetap memberikan imbauan kepada rekan kantor, keluarga, serta lingkunganya untuk tetap patuh pada protokol Kesehatan. Saya paham kita sudah mulai lelah karena hampir dua tahun kita berjuang keras melawan COVID-19. Tapi perjuangan kita belum selesai kita harus terus melakukan beberapa treatment agar COVID-19 dapat dihentikan, dan ini hanya akan terwujud kalau kita saling kerjasama dan berkoordinasi dengan baik. Ini adalah tentang panggilan jiwa kita sebagai pelayan masyarakat, kita telah diberikan kepercayaan berupa jabatan dan tunjangan, untuk itu kita harus memaksimalkan kinerja kita sebagai bentuk tanggungjawab jabatan kita dalam melayani masyarakat," tambah Hendra Kusuma.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Wan Aris Munandar menekankan dalam kondisi yang semakin memburuk Pemkab Natuna harus merancang beberapa perencanaan sebagai bentuk aksi cepat tanggap terhadap lonjakan kasus COVID-19 setelah libur Lebaran.

“Saya sangat mengapresiasi aksi cepat tanggap dari Plh Bupati Natuna dengan segera melakukan rapat koordinasi terkait dengan lonjakan kasus COVID-19 di Natuna. Di samping itu saya juga setuju perbaiki komunikasi dan koordikasi antar instansi yang tergabung dalam Satgas COVID-19 harus diperbaiki, serta masing masing OPD dapat memahami betul tugas dan fungsinya. Lalu mengenai terkait dengan edaran terbaru mengenai pelarangan finger print, saya piker masing masing OPD harus dapat menerjemahkan maksud dari edaran tersebut. Karena pagi tadi saat perjalanan kekantor saya masih melihat ada beberapa OPD yang masing menggunakan absen manual namun menggunakan pena yang sama. Implementasi ini harus benar benar dipahami agar tidak melanggar protokol Kesehatan,” ujar Wan Aris.

Wan Aris juga menjelaskan mengenai lokasi isolasi terpadu, beliau menyampaikan lokasi isolasi harus memperhatikan beberapa unsur kelayakan bangunan dan kebersihan lingkungan. Hal yang jauh lebih penting bagaimana penjagaan wilayah isolasi dapat terjaga dengan baik agar tidak terjadi penyebaran COVID-19 di sekitar wilayah lokasi isolasi terpadu yang saat ini terpusat di Asrama Haji masjid Agung.

“Mengenai lokasi isolasi terpadu saya perlu menyampaikan beberapa saran serta keluhan dari masyarakat. Saran saya tim satgas lebih memperhatikan kebersihan lingkungan serta fasilitas yang diberikan kepada pasien yang menjalankan proses isolasi terpadu. Karena masih banyak pasien isolasi yang mengeluhkan masalah makanan dan vitamin yang diberikan. Saya minta kesediaannya Dinas Kesehatan dapat melakukan sosialisasi kepada pasien isolasi terpadu mengenai tahapan dalam proses isolasi, karena banyak yang mengeluhkan mereka tidak diberikan obat. Hal ini yang perlu disampaikan bahwa dalam proses isolasi terpadu tidak semuanya diberikan obat, tapi ada beberapa yang hanya mendapatkan vitamin untuk menjaga sistem immune. Saya pikir penting sekali kita mengunjungi mereka baik itu dalam melakukan sosialisasi maupun sebagai bentuk dukungan moral. Selain itu kepada Plh. Bupati kami harap kita dapat mendiskusikan lokasi isolasi baru mengingat ruangan dan tempat di asrama haji hampir penuh,” ujar wan Aris.

Di tempat yang sama, Kapolres Natuna Ike Krisnadian menyampaikan ada beberapa simulasi yang dapat dilakukan sesuai dengan zona perwilayah, salah satunya adalah dengan menggerakan posko-posko mikro penanganan COVID-19 di masing masing desa atau kelurahan.

“Kepulauan Riau mengalami lonjakan ke empat tertinggi sepanjang libur Lebaran. Kita harus mulai waspada karena di Natuna sendiri mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Saat ini kriteria kabupaten Natuna sendiri sudah memasuki zona kuning. Secara aturan treatment yang harus dilakukan adalah isolasi mandiri, namun yang sangat saya apresiasi inisiatif pemkab natuna untuk melakukan isolasi terpadu. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah Natuna dalam percepatan penanganan COVID-19. Kami sendiri mulai menggerakan posko mikro penangan COVID-19, jadi masing masing desa atau kelurahan memiliki posko mikro COVID-19 yang harus mengawasi desanya, dimulai dengan mengawasi penanganan 3M, lalu pengawasi penggerakan keluar masuk orang di wilayah sekitar mereka. Termasuk mengakomodir tempat isolasi terpadu dimasing masing desa, sehingga ini dapat meminimalisir pergerakan pasien isolasi itu sendiri. Kita belajar dari kasus covid Nasional, sekarang dipulau jawa trennya mulai menurun dengan pemberlakukan posko mikro dimasing masing desa/keluarahan. Kita seluruh pihak dapat berkerja dengan maksimal agar posko mikro dapat berjalan dengan baik, sekaligus ini dapat menjadi solusi bagi kabupaten Natuna jika kita kekurangan tempat untuk menampung pasien isolasi terpadu," tutup Ike.

Rapat Koordinasi tersebut akan dilanjutkan dengan rapat internal Satgas COVID-19 Natuna, yang kemudian akan dilakukan survei kebeberapa lokasi yang akan ditetapkan sebagai tempat cadangan sebagai lokasi isolasi terpadu pasien COVID-19.