Batang - Untuk meningkatkan daya produksinya PT. Nestle Indonesia membangun Pabrik Bandaraya dengan menjalin kemitraan bersama peternak di Kabupaten Batang.
Prosesi peletakan batu pertama dilakukan langsung oleh Menteri Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Presiden Direktur PT. Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Jateng Yulianto Prabowo dan Bupati Batang Wihaji di Desa Wonosegoro, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Kamis (20/5).
Menteri Investasi BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, investasi yang ditanamkan mencapai USD 120 juta dengan mengedepankan pola kemitraan bersama para peternak sapi lokal setempat.
“Ini pertanda baik karena bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan investasi,” jelasnya.
Dijelaskannya, nantinya pabrik tersebut dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 200 orang. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung tentu membutuhkan ribuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), karena diperkirakan membutuhkan peran dari peternak sapi setempat.
Ia menerangkan, tahun 2021 Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen. Kontribusi pertumbuhan ekonomi 60 persen dari sektor konsumsi dan 30 persen dari sektor investasi.
“Dengan adanya pabrik ini akan mampu menciptakan perputaran uang, yang rakyat Jawa Tengah akan diterima bisa mencapai Rp150 miliar per bulan dari penjualan susu,” terangnya.
Ia berkeyakinan, ke depan Jawa Tengah akan menjadi tujuan investasi, karena menduduki peringkat kelima sebagai daerah investasi.
“Semoga keberadaan pabrik Nestle di Kabupaten Batang dapat secara berkelanjutan mengikutsertakan para pelaku UMKM setempat,” harapnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi, keputusan Nestlé Indonesia untuk menginvestasikan USD 220 juta untuk pembangunan pabrik baru Bandaraya, di samping investasi sejumlah USD 100 juta yang telah dilakukan Nestlé Indonesia di tahun 2019 untuk perluasan kapasitas tiga pabrik Nestlé yang telah diselesaikan pada tahun 2020.
“Investasi ini memperkuat kehadiran dan komitmen Nestlé di Indonesia, yang didukung oleh iklim investasi yang kondusif yang diciptakan Pemerintah,” tuturnya.
Bupati Batang Wihaji menyampaikan, dibangunnya pabrik Nestle di Kabupaten Batang tujuan utamanya adalah untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat.
“Ada Rp5 miliar tiap harinya yang akan diterima pelaku UMKM yang berperan di sana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.
Nantinya Pemkab Batang akan melakukan pendampingan untuk memenuhi kebutuhan sapi agar produksi susu terpenuhi.
“Produksi akan dimulai awal tahun 2023 dengan melakukan edukasi warga setempat agar lebih siap. Hasil produksinya nanti berupa Nestle, Nescafe dan Milo,” katanya.
Presiden Direktur PT. Nestle Indonesia Ganesan Ampalavana mengutarakan, Nestle telah 50 tahun menjadi pengumpul susu di Indonesia sebesar 40 persen.
“Dengan dibangunnya pabrik baru di Batang dapat meningkatkan volume hasil susu perah yang dikumpulkan dari peternak lokal,” ujar dia.
Lebih lanjut, dia memaparkan, Nestle telah mengumpulkan 750 ribu liter susu sapi perah dari 26 ribu peternak setiap harinya.