Syawalan Virtual Desa Mandarin Batang, Kenalkan Budaya Muslim Tionghoa

Batang - Setelah sukses menggelar perayaan Imlek 2572, kini Amelia pendiri “Desa Mandarin”, di Desa Sendang, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, merayakan Syawalan bersama anak-anak didiknya, dengan mengundang beberapa warga Indonesia dan umat Islam di yang tinggal Tiongkok secara virtual.

Syawalan dilakukan secara virtual, selain karena masih dalam suasana pandemi, juga bertujuan untuk mengenalkan saudara sesama muslim yang tinggal di Negeri Tirai Bambu. Sehingga saling mempererat tali silaturahmi dan makin mengenal budaya dalam merayakan Idulfitri di Tiongkok.

“Silaturahmi ini digelar untuk mempererat dengan masyarakat setempat karena kehadirannya juga di desa. Dan mengenalkan kepada anak-anak didik di sini tentang kehidupan serta kebudayaan umat Islam yang ada di Tiongkok,” katanya, usai menggelar acara Syawalan Virtual, di Balai Desa Sendang, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Minggu (23/5/2021).

Ia menjelaskan, pihaknya menghubungi beberapa kawan yang ada di Tiongkok, seperti Yang Junchu, Dosen Pengajar Bahasa dan Budaya Indonesia di Beijing dan Fathurrahman Yahya perwakilan KBRI di Beijing, agar dapat berbincang langsung dengan anak didiknya.

“Kami juga menghubungi Imam Masjid Besar di Tiongkok, supaya anak-anak tahu suasana di sana, bahwa di China pun ada banyak muslim yang merayakan Idulfitri,” jelasnya.

Perkembangan anak didik sampai saat ini telah berjalan selama enam bulan dan mereka sangat antusias untuk belajar.

“Sampai saat ini anak didiknya terus bertambah, tidak hanya anak-anak, tapi juga dari kalangan remaja, yang semakin bersemangat mempelajari bahasa dan budayanya,” terangnya.

Kedepannya, Lanjut dia, sedang menyusun legalitas Desa Mandarin, supaya mendapat pengakuan dari masyarakat setempat dan Pemerintah.

“Ada beberapa pihak terkait antara lain Kedutaan Besar China di Jakarta dan sejumlah komunitas pecinta budaya China, yang diajak untuk ikut mendukung,” tegasnya.

Meskipun namanya Desa Mandarin, tetapi di dalamnya akan ada pelajaran bahasa asing lainnya.

“Kami ajarkan bahasa Inggris dan pendidikan tentang kewirausahaan sejak kecil,” tuturnya.

Ia menambahkan, dukungan Pemerintah Desa sangat positif, seperti saat ini menyiapkan Balai Desa Sendang untuk digunakan sebagai tempat pelaksanaan silaturahmi virtual.

“Nantinya setelah mendapat legalitas yang jelas, pasti pemerintah akan lebih maksimal dalam mendukung kegiatan serupa dan lainnya,” harapnya.

Kepala Desa Sendang, Rasman mendukung dibentuknya Desa Mandarin karena manfaatnya akan dirasakan oleh generasi penerus, agar makin piawai membangun desa.

“Kabupaten Batang di 15 tahun ke depan, memiliki potensi yang sangat besar. Anak-anak kami pasti bisa kerja di wilayah sendiri,” tegasnya.

Dijelaskannya, sampai saat ini terdapat 60 anak yang masih belajar dan akan terus bertamhah

Di akhir acara, untuk memeriahkan Syawalan Virtual, anak-anak, menampilkan drama “Kelinci Kecil” Xiao Tuzi. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)