Ahli: Hepatitis Bukan Faktor Keturunan

Demak –  Spesialis penyakit dalam Diana Primadianti menjelaskan bahwa penyakit hepatitis A, B dan C berasal dari infeksi virus, bukan berasal dari faktor keturunan. Selain itu, hepatitis juga berbeda-beda untuk penularannya.

“Seperti pada hepatitis A menular dari makanan, minuman yang kurang terjaga, makan tidak teratur atau sering makan di luar. Bisa juga dengan makan di satu sumber yang sama yang ada virusnya maka nanti akan terjadinya tertular penyakit tersebut,” kata Diana dalam dialog di RSKW 104.8 FM, Kabupaten Demak, Selasa (31/8).

“Hepatitis B dan C hampir sama, penularan terjadi dari ibu ke bayinya, bisa juga melalui transfusi darah atau cairan tubuh. Hepatitis tidak disebabkan karena keturunan, namun dapat tertular terutama pada hepatitis B bisa menularkan pada bayi di kandungan. Hepatitis B bisa dengan adanya gejala dan tidak ada gejala, bisa didapati pada saat screening tidak ada gejala namun setelah dicek positif," sambungnya.

Diana menjelaskan bahwa faktor tingkatan kronis penyakit hepatitis dapat dilihat dari segi penularannya.

“Menurut penelitian, seseorang terkena hepatitis terutama B, biasanya terkenanya pada saat bayi karena tertular dari ibunya dan tidak segera dilakukan pengobatan. Biasanya itu akan menjadi kronis 90% dan sembuh 10%, tapi apabila terkena penyakit pada saat anak-anak sekitar 30% menjadi kronis, lain lagi pada saat dewasa menjadi kronis sekitar 5% dan 95% akan sembuh," jelasnya.

Ia menerangkan, hepatitis ditandai dengan munculnya gejala berupa demam, nyeri sendi, nyeri perut kanan mual dan muntah, dan menyebabkan kuning di bagian mata, kulit tubuh. Hepatitis dapat bersifat akut (cepat dan tiba-tiba) maupun kronis (perlahan dan bertahap). Jika tidak ditangani dengan baik, hepatitis dapat menimbulkan komplikasi, seperti gagal hati, sirosis, atau kanker hati.

"Harapannya agar para penderita penyakit yang sudah mengalami gejala-gejala tersebut agar dapat segera ditangani dan segera diobati," imbaunya.