Daya Pikat Kampung Winner, Perpaduan antara Wisata dan Kuliner

Kediri - Pemerintah Kota Kediri terus berinovasi untuk memajukan kota dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui Kampung Kreatif dan Independen (Keren).

Kampung Keren merupakan salah satu dari sepuluh program unggulan Wali Kota Kediri. Program ini memicu tumbuhnya kreativitas dan kemandirian masyarakat di Kota Kediri untuk memunculkan karakteristik kawasan, keunikan, budaya, keterampilan dan peningkatan potensi ekonomi di kelurahan.

Kelurahan Kampung Dalem, merupakan salah satu Kampung Keren yang didaulat sebagai Kampung Wisata dan Kuliner (Winner).

“Hal yang mendasari kami kemudian menggagas Kampung Winner itu karena ada beberapa kluster di wilayah Kampung Dalem itu sendiri. Di RW 01 terkenalnya dengan kampung budaya. RW 02, potensinya adalah komoditas jamu, rujak, dan es puter. RW 03 cenderung ke kuliner, seperti sate. Ada banyak sekali penjual sate di RW 03. Terakhir, di RW 04 adalah kampung bebas asap rokok,” terang Ika Ardiyanto, Kepala Kelurahan Kampung Dalem, baru-baru ini.

Guna menunjang eksistensi Kampung Winner, Kelurahan Kampung Dalem menggagas digelarnya Ahad Sale, yang mana merupakan wadah berbagai usaha mikro masyarakat tiap pekan. Dengan mengusung visi dan misi menggerakkan Kampung Dalem melalui pengembangan potensi warga, Kampung Winner merupakan embrio menuju kampung wisata. “Meskipun saat ini program Kampung Winner di Kampung Dalem sudah mulai berjalan, kami masih perlu berbagai upaya dan evaluasi guna menunjang fungsi serta tujuan kampung keren di Kampung Dalem ini” ujar Ika.

Ika menjelaskan, eksplorasi wisata yang disuguhkan Kampung Dalem meliputi beberapa kategori, seperti: wisata religi, wisata kuliner, serta wisata urban. Ketiga kategori wisata tersebut menjadi perpaduan yang kompleks sebagai suguhan wisata kepada masyarakat. Dalam aspek wisata religi, Kampung Dalem menyimpan tiga wisata nuansa islami yang cukup termasyhur di kalangan masyarakat. Ada Kompleks Masjid Agung Kediri, Makam Sunan Geseng, dan budaya Blanggur.

Keanggunan Masjid Agung Kediri tidak lepas dari pondasi histori Kediri yang terekam pada prasasti kayu jati dan prasasti marmer di dalamnya. Dahulunya, masjid ini dikenal dengan sebutan Masjid Jami’. Bangunan masjid yang berusia 230 tahun ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Sejak dipugar menjadi tiga lantai, masjid ini mengadopsi corak bangunan nuansa Eropa yang diakulturasi dengan Jawa. Wajah baru Masjid Agung Kediri kini kian menjadi magnet bagi wisatawan religi yang ditunjang dengan fasilitas lain, seperti perpustakaan dan area yang biasa digunakan untuk acara pernikahan.

Selanjutnya ada Makam Sunan Geseng. Menurut sejarah, Sunan Geseng merupakan tokoh penyebar agama Islam di Kediri. Pada momentum tertentu, makam Sunan Geseng selalu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai kota di Jawa Timur. “Kondisi inilah yang semestinya dapat digunakan untuk membuka peluang perekonomian warga sekitar dengan memproduksi pernak-pernik khas, nantinya kan bisa dijadikan souvenir atau oleh-oleh” kata Ika.

Selain berupa bangunan fisik, Kelurahan Kampung Dalem juga menyimpan tradisi Blanggur yang hidup kembali pada tahun 80-an setelah beberapa tahun terhenti. Blanggur merupakan dentuman meriam sebagai tanda berbuka puasa. Untuk menyulutnya pun tidak boleh sembarang orang, harus warga Kelurahan Kampung Dalem. Historis ini dimungkinkan muncul kembali guna menghidupkan kisah tradisi yang lama hilang.

Eksistensi objek wisata religi tersebut semakin lengkap dengan suguhan kuliner khas yang membuat ketagihan pengunjung. Menurut Ika, dari semua potensi wisata yang dieksplorasi, Kafe Jamu merupakan ikon unggulan Kampung Winner. Potensi ini ditunjang dengan bangunan kuno warisan kolonial. Menengok data yang disajikan Kelurahan, terdapat 61 warga yang terdaftar sebagai produsen jamu di Kampung Dalem. Selain jamu, komoditi unggulan lainnya yakni es puter dan rujak buah. Tercatat ada tujuh produsen es puter dan rujak buah.

Terakhir ada wisata urban. Wisata urban Kampung Dalem kian berkesan dengan adanya mural bertema kebudayaan yang menghiasi sepanjang dinding gang.

“Kurang lebih ada 500 meter panjangnya. Ini sengaja kami desain sedemikian rupa supaya tidak bosan ditambah wifi gratis. Untuk dinding di sekitar rel kereta api itu kami hias dengan vertical garden view yang akan memberikan kesan indah bagi penumpang kereta api,” terang Ika.

Menurut pihaknya, dengan keindahan Kampung Dalem ini berpotensi menjadi spot foto masyarakat sehingga menumbuhkan potensi ekonomi di dalamnya.

Ika berharap, perputaran ekonomi di Kampung Winner ini dapat berkelanjutan sehingga dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah ekonomi.

“Kampung Winner ini jangan hanya terhenti di sini, setelah launching terus selesai jangan. Tapi kita harus pikirkan bersama bagaimana caranya agar Kampung Winner ini tetap eksis dan perputaran ekonominya tetap jalan," tutur Ika.

Di samping itu, Ketua LPMK Kampung Dalem Riyadi menyatakan dukungan terhadap eksistensi Kampung Winner ini. Menurutnya, konsep Kampung Winner merupakan gagasan yang sangat baik, di mana di dalamnya terdapat keterikatan dalam konservasi alam dan budaya. Riyadi optimis bahwa hasil tersebut akan mendatangkan ketertarikan wisatawan lokal maupun regional, sehingga dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah bagi masyarakat sekitar.