Bangun Komunitas Bisnis, Strategi Bertahan di Masa Pendemi COVID-19

Batang - Pandemi COVID-19 yang belum mereda, membuat Haryono, pendiri Hanama Indo Investama tergerak untuk membagikan strategi bagi pengusaha muda agar mampu bertahan dengan membangun komunitas bisnis.

Haryono yang juga pemilik perusahaan bakery, RotiQu Batang itu membeberkan kiat-kiat suksesnya, agar para pengusaha muda tetap bertahan di tengah badai pandemi dengan memperkuat pondasi bisnis bersama.

“Sebetulnya pandemi bukan sebuah masalah, karena bisnis itu sendiri itu juga masalah. Maka salah satu strateginya adalah dengan menggandeng rekan yang sudah berkecimpung di dunia bisnis untuk dibenahi,” katanya, saat memberikan materi Strategi Berbisnis di Masa Pandemi, di D’Avasana Garden, Desa Limbangan, Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Minggu (9/1).

Ia mengatakan, setelah terbangun komunitas bisnis yang kuat, ketika badai pandemi menghantam, banyak pihak yang ikut berkontribusi memikirkan langkah cepat untuk segera bangkit kembali.

“Pikiran satu, dua hingga banyak orang, menjadi satu kesatuan pemikiran yang luar biasa. Coba kalau itu dikerjakan kita sendiri, tidak mungkin bisa bangkit secepat ini,” katanya.

Pandemi ini bukan menjadi masalah besar, justru menjadikannya banyak menelurkan banyak restoran dan kafe.

“Pandemi ini kami telah membuka 12 restoran dan toko baru, baik di Batang, Pekalongan, Yogyakarta, bahkan dalam waktu dekat segera membuka di Bali dan Bangka Belitung,” ungkapnya.

Ia menerangkan, selama ini peran Hanama Indo Investama hanya sebagai konsultan bisnis, sekaligus pengelola dana investasi untuk kalangan sendiri.

“Orang-orang yang kesusahan dalam mengelola bisnisnya, kami masuk sebagai konsultan. Apabila diminta untuk mengelola 100% kami siap, namun dengan syarat yang cukup berat,” jelasnya.

Syarat yang harus ditempuh dengan menyisihkan 10 persen dari laba penjualan untuk diwakafkan ke masjid atau kaum duafa yang membutuhkan.

“Beberapa perusahaan yang kami kelola antara lain : D’Avsana, D’Blado, Ubud Brayo, Toko Danis dan lainnya. Fokus kami di pengelolaan dana investasi milik teman-teman sendiri, bukan untuk umum,” terangnya.

Ia bersama Hanama Indo Investama bertekad untuk mencetak satu juta pengusaha muda baru, dengan menerapkan empat prinsip pendidikan berbisnis.

“Pertama membangun pola pikir yang kelasnya dimulai sebelum salat Subuh sampai jam 7 pagi, kedua mendorong keinginan bisnis dari rekan-rekan yang heterogen, ketiga pendampingan secara menajemen dan keempat setelah mereka lolos diberikan bantuan modal, berbentuk saham dengan besaran variatif mulai 20%,” ujar dia.

Ia mengharapkan, bagi pemuda yang ingin meraih kesuksesan harus memiliki mimpi besar diiringi doa dan upaya keras untuk meraihnya, karena 5-20 tahun mendatang kepemimpinan ada di tangan mereka.