Pj Sekda Natuna Harap Pengembangan Geopark Bersinergi dengan Pusat

Natuna - Satgas Pengembangan Geopark Natuna menggelar rapat pemaparan program kerja di Kantor Bupati Natuna, Jalan Batu Sisir Bukit Arai, Ranai, Kamis (1/10). Rapat dihadiri oleh Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna Hendra Kusuma, asisten administrasi umum, dan beberapa pimpinan organisasi perangkat daerah terkait.

Pj Sekda Hendra Kusuma menerangkan, di masa pandemi COVID-19 pengelolaan Geopark Natuna sedikit vakum, karena semua rencana atau kegiatan yang berkaitan harus dibatalkan atau ditunda.

"Pemerintah daerah selalu mendukung pengembangan Geopark Natuna agar tidak jalan di tempat. Namun hal tersebut harus dilakukan dengan membangun koordinasi dan sinergitas dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memacu sektor pariwisata menjadi unggulan, meningkatkan jumlah kunjungan wisata baik domestik maupun internasional," ujarnya.

Hendra menambahkan bahwa Natuna saat ini telah ditetapkan menjadi kawasan strategis nasional oleh pemerintah pusat, mengingat daerah ini merupakan salah satu wilayah perbatasan dan letaknya sangat strategis.

"Oleh karena itu, pengembangan sektor pariwisata juga harus mempertimbangkan aspek keamanan, dimana setiap program kerja harus bersinergi dengan program pemerintah pusat dengan tujuan utama memacu pembangunan sekaligus memperkuat penjagaan wilayah kedaulatan NKRI," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua BP Geopark Natuna Muhammad Alim Sanjaya juga menyampaikan bahwa geopark merupakan sebuah konsep manajemen pengembangan kawasan (dengan luas tertentu) secara berkelanjutan, yang memadukan tiga keanekaragaman alam, yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya (culturaldiversity).

Dalam pengembangannya, konsep ini berpilar pada aspek konservasi, edukasi, pemberdayaan masyarakat, dan penumbuhan nilai ekonomi lokal melalui geowisata.

Setidaknya, ada 9 geoside atau potensi destinasi wisata yang masuk dalam Geopark Natuna, diantaranya Pulau Akar, Batu Kasah, Gunung Ranai, Pantai Gua dan Bamak, Pulau Senua, Pulau Setanau, Senubing, Tanjung Datuk serta Taman Batu Alif. Hal ini menjadikan potensi wisata yang luar biasa untuk dikembangkan kedepan.

"Untuk itu perlu melibatkan masyarakat tempatan bagi menjaga dan mengelola geopark tersebut, sehingga bisa dimanfaatkan menjadi objek wisata, tempat penelitian, konservasi flora dan fauna dan sebagainya," ujar Alim.